“Hari ini dari kelompok Fillio sudah ada yang siap setor hafalan At-Takwir?”

Hari ini, pelajaran BAQ di jam ke-3 dan ke-4. Setelah bel pergantian pelajaran berbunyi, anak-anak langsung menuju kelompok BAQ masing-masing. Beberapa anak sudah mulai keluar kelas. Kebetulan kelompok BAQ saya bertempat di kelas 3. Saya lihat kelompok Fillio dan Iqbal sudah mulai menata meja. Disusul dengan kelompok Raffa yang baru saja memasuki kelas.

Ya, kelompok BAQ saya terbagi menjadi tiga konsentrasi. Sama-sama Al-Qur’an awal, yang membedakan adalah tingkatan halaman setiap kelompoknya. Hari ini kelompok Fillio berkesempatan menyetorkan hafalan At-Takwir. Saya tawarkan siapa yang sudah siap dan ingin menyetorkan hafalan terlebih dahulu.

“Saya sekarang belum siap, Bu,” ucap Fillio.

“Oke, karena keterbatasan waktu, Bu Puput akan membagi setoran hafalan menjadi dua sesi. Yang sudah siap bisa setor sekarang, dan yang belum siap bisa nanti setelah makan siang. Sekarang siapa yang mau setor duluan?”

Dengan ragu Haqqi mengangkat tangan, “Saya mau coba, ya, Bu.”

“Baik, silakan Haqqi.”

Haqqi mulai melantunkan surah At-Takwir dengan lancar. Hingga ketika sampai pada ayat ke-5, Haqqi sering terlupa dan mengharuskan saya memancing di awal ayat. Haqqi belum lulus. Saya meminta Haqqi untuk mengulang setor hafalan kembali nanti setelah makan siang.

“Saya nanti, ya, Bu, setelah makan siang,” ucap Fillio.

“Saya juga, Bu,” lanjut Kennard dan Lintang bersamaan.

“Oke, nanti setelah makan siang, Bu Puput tunggu di musala. Jangan lupa, hafalannya diulang-ulang agar tidak lupa!”

Saat makan siang, Fillio makan lebih cepat dari biasanya. Setelah mengembalikan tempat makannya di luar kelas, ia mengambil Al-Qur’an dan meminta Langit untuk menyimak bacaan surah At-Takwir. Sambil makan, saya melihat interaksi mereka berdua. Langit menyimak dengan baik, juga mengingatkan dengan baik. Fillio pun mampu mengulang kembali bacaan yang kurang tepat. Selesai disimak oleh Langit, Fillio datang menghampiri saya.

“Ayo, Bu, hafalan sekarang!” ajak Fillio.

“Sebentar, Fil, Bu Puput selesaikan makannya dulu, ya.”

“Oke, Bu,”

Fillio kemudian kembali ke tempat duduknya dan membaca hafalannya.

Setelah makan siang, yang mengampu pembelajaran di kelas adalah Bu Shoffa. Saya meminta anak-anak yang tambahan dengan saya untuk meminta izin terlebih dahulu kepada Bu Shoffa.

“Silakan, Fillio dulu.”

Fillio membacakan surah At-Takwir dengan lancar. Sampai di tengah surah ia mulai lupa. Meski perlu beberapa kali diingatkan, Fillio mampu menyelesaikan hafalannya hingga selesai.

Usaha keras Fillio membuahkan hasil. Ia berhasil menghafal surah At-Takwir tanpa hambatan berarti, membuktikan bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil.

Baca juga: Remedi Lagi?

Bagikan:

Leave a Reply

Scan the code