Pagi menjelang siang ini, anak-anak baru saja selesai melaksanakan Pramuka. Pramuka bertujuan untuk mendidik generasi muda Indonesia menjadi pribadi yang berkarakter, berwatak, dan berbudi pekerti luhur. Selesai Pramuka, kegiatan berikutnya adalah salat Duha. Usai salat Duha, dilanjutkan dengan pelajaran Bahasa Indonesia.

Pelajaran Bahasa Indonesia kali ini, sampai pada materi menulis tegak bersambung. Awal mengenalkan tulisan tegak bersambung adalah dengan mengenal bentuk baris dan cara menulis dari tepi bawah baris ketiga. Setelah itu, anak dikenalkan dengan huruf-huruf Latin.

Langkah pertama sebagai pengenalan yaitu anak diminta untuk menjiplak huruf tegak bersambung. Setelah menjiplak, anak dipersilakan untuk menuliskan ulang pada baris selanjutnya.

“Bu, coba lihat punya saya. sudah betul begini, Bu?” tanya Adit.

“Coba lihat contoh tulisan yang kamu jiplak, huruf n kecil itu letaknya di mana?” tanya saya balik.

“Di antara baris satu dan dua, Bu” jawab Adit.

“Nah, sekarang lihat yang kamu tuliskan, sudah tepat pada tempatnya atau belum?”

“Belum, ini masih keluar garis.”

“Iya, itu kamu menuliskannya terlalu besar. Silakan diperbaiki dulu! Boleh, kalau mau minta bantuan Ridho.”

“Dho, bantu aku Dho,” ucapnya setelah saya berlalu untuk mengecek anak-anak lainnya.

Tak berapa lama kemudian, Adit kembali datang menghampiri saya untuk meminta konfirmasi atas tulisan yang telah ia perbaiki. Saya meminta Adit untuk kembali duduk dan akan saya cek ulang setelah saya selesai mengecek milik anak-anak lainnya. Selesai dengan beberapa anak, saya kembali ke kelompok Adit. Setelah saya cek, tulisan Adit sudah lebih baik. Meskipun belum terlihat rapi, tulisannya sesuai pada tempatnya. Tidak mengapa, ini adalah proses, dan Adit sedang berproses untuk lebih baik lagi.

“Bu, Ridho dapat pahala jariah banyak, loh,” ucap Adit.

“Oh, ya? Kenapa?”

“Tadi, kan, Ridho membantu saya menulis huruf n. Terus, pas saya sudah bisa, saya gantian membantu ajari Rayya.”

“Benar, Dho?” tanya saya memastikan pada Ridho.

“Iya, Bu,” Ridho mengangguk mengiyakan.

“Wah, keren, dong. Ridho membantu Adit saja sudah berpahala. Ini ditambah Adit mengamalkan yang sudah diajarkan Ridho. Jadi, Ridho mendapat pahalanya berlipat. Adit juga mendapatkan pahala dari yang sudah ia ajarkan kepada Rayya. Terima kasih, ya.”

Alhamdulillah, dari sini, bisa saya lihat, kepedulian mulai tertanam pada diri anak-anak. Mereka masih sama-sama belajar. Namun, ketika sudah berhasil memahami dan menguasai apa yang diajarkan, mereka tidak menyimpan itu untuk dirinya sendiri. Melainkan, mereka bersedia untuk saling membantu. Yang sudah bisa membantu temannya yang belum bisa. Semoga hal-hal baik seperti ini selalu ada pada diri anak-anak.

 

Baca juga: Pahala Jariah

Bagikan:

Leave a Reply

Scan the code