Rabu, (13/11/2024). Waktu Duha tiba. Pukul 09.30 tepat. Saya menuju ke tempat wudu. Untuk mendampingi anak-anak wudu. Ketika saya sampai di tempat wudu, ternyata masih sepi. Saya buka HP. Ternyata ada pesan WA dari Bu Eva, “Ustaz, Kirana hendak tes wudu, gih.”
“Ok,” jawab saya.
Tak berselang lama, anak-anak dari kelas 1 mulai berdatangan. Terlihat Kirana sudah sampai. Saya segera menuju keran tempat tes wudu.
“Kirana sudah siap?” tanya saya.
“Siap, Ustaz,” jawab Kirana.
Tes wudu telah selesai. Kirana belum lulus. Ia harus mengulang karena saat tes wudu ada bagian yang belum terbasuh secara rata. Saya segera memberikan informasi terkait hasil tes wudu Kirana kepada Bu Eva selaku pengasuh wudunya.
Senin, (25/11/2024). Tepat di awal waktu Duha, Bu Eva menelepon saya. Menyampaikan bahwa beberapa anak hendak tes wudu lagi. Kirana, termasuk beberapa anak yang hendak tes lagi. Saya sampai di tempat wudu. Ternyata sudah ramai. Saya terlambat. Beberapa anak yang hendak tes wudu sudah menanti saya. Mereka duduk mengantre di depan keran yang digunakan untuk tes wudu. Tes wudu pun dilakukan. Kirana mendapat antrean pertama.
“Kirana sudah siap?” tanya saya.
“Sudah, Ustaz. Saya saat di rumah, sudah latihan terus, loh, Ustaz,” jawab Kirana dengan semangat.
“Alhamdulillah. Coba, sekarang dipraktikkan, Ustaz mau lihat.”
Tes wudu pun dimulai. Kirana melaksanakan wudu dengan sangat baik. Alhamdulillah. Kirana lulus. Kirana benar-benar membuktikan bahwa sudah berlatih dengan sungguh-sungguh.
Alhamdulillah. Saya merasa senang. Kirana tak putus asa walaupun harus mengulang. Kirana telah berlatih wudu dengan semangat pantang menyerah. Tak hanya di sekolah saja, ia ternyata juga berlatih di rumah. Begitulah salah satu karakter seorang penuntut ilmu: tidak berputus asa.