“Pak Kambali, alhamdulillah, Bu Indah hendak tes kenaikan jilid lagi,” lapor Bu Wiwik.

“Kapan, Bu?”

“Ini sedang mencari kesepakatan waktu dengan Bu Layla, sembari acak dan saya perkuat lagi.”

Sudah berkali-kali Bu Wiwik saya mintai bantuan membimbing pengabdi (guru maupun non-guru) baru dalam membaca Al-Qur’an. Alhamdulillah, selama ini Bu Wiwik berhasil sesuai target yang saya berikan. Namun, sebenarnya yang berkesan bagi saya bukanlah pencapaian targetnya, melainkan proses pembimbingannya.

Saya pernah menyampaikan kepada Bu Wiwik, pembimbingan yang tepat bagi pemula adalah sedikit tapi frekuensinya banyak. Paling ideal, setiap hari. Meskipun hanya satu halaman setiap harinya. Namun, saya menyadari, setiap hari itu sangat berat untuk dijalankan. Maka, saya juga berusaha realistis. Tak harus setiap hari. Setidaknya lebih dari separo dalam sepekan. Jadi, minimal empat hari dalam sepekan. Syukur, jika bisa enam hari dalam sepekan.

Alhamdulillah, Bu Wiwik sangat konsisten melakukannya. Bahkan, walau di luar jam kerja. Ya, sering kali Bu Wiwik membimbing di pagi hari. Mulai pukul 06.30. Sebetulnya, saya pun memberi kesempatan di jam kerja, tetapi dalam banyak hal, pembimbingan mulai pukul 06.30 memang mempunyai banyak keunggulan. Dalam sejumlah kesempatan, Bu Wiwik juga melakukan pembimbingan pada jam kerja. Secara faktual, waktunya fleksibel. Dan yang pasti, Bu Wiwik merelakan waktu di luar jam kerja untuk membantu pengabdi baru. Memang dalam proses belajar, yang harus bersungguh-sungguh tidak hanya muridnya, tetapi juga sekaligus gurunya.

Baca juga: Pelajaran

Setelah menerima laporan Bu Wiwik di atas, saya lama tidak mengecek. Apalagi, setelah itu Bu Eva sakit—karena keguguran—sehingga Bu Wiwik di kelas sendirian, tidak dibersamai Bu Eva. Ups, tak hanya itu. Suara Bu Wiwik juga berubah. Suaranya hampir hilang. Kaget juga, ketika saya memergokinya. Saya sempat mendapat penjelasan dari Bu Wiwik. Intinya, Bu Wiwik pun sedang sakit—radang tenggorokan, batuk, dan terasa pusing jika terlalu lama bicara. Saya berusaha menyiapkan berbagai alternatif, mengantisipasi beragam kemungkinan. Namun, Bu Wiwik terus bertahan.

Dengan kondisi Bu Wiwik yang demikian, saya putuskan untuk tidak membicarakan mengenai progres Bu Indah. Lain kali saja, saat Bu Wiwik sudah pulih.

Hari itu saya bicara dengan Bu Nika. Tentang pengabdi baru. Ups, ternyata sudah mulai masuk bulan ketiga. Astagfirullah, saya benar-benar lupa. Alhamdulillah, kehadiran Bu Nika mengingatkan saya. Saya harus segera mengecek semua pengabdi baru. Termasuk, Bu Indah.

Tapi, bukankah kondisi Bu Wiwik belum pulih? Apa tidak berisiko makin membebani Bu Wiwik? Di sisi lain, kasihan juga Bu Indah jika tidak mendapat kesempatan pembimbingan. Kalau begitu, saya harus menyiapkan opsi lain agar Bu Wiwik segera pulih kondisi kesehatannya dan Bu Indah tetap berkesempatan mendapat bimbingan.

Baca juga: Kedewasaan

Tak ada jalan lain. Saya harus tahu kondisi riil. Jadi, saya harus menanya. Tapi bukan ke Bu Wiwik, melainkan ke Bu Indah.

Sabtu (10/08/2024) sebelum pukul 07.00, saya berpapasan dengan Bu Indah. Di depan ruang kelas 2.

“Bu Indah masih mengaji dengan Bu Wiwik atau sudah libur berapa lama?” selidik saya.

“Alhamdulillah, masih mengaji, Pak.”

“Tidak libur? Bukannya suara Bu Wiwik hilang?”

“Oh, memang sempat libur, Pak. Tapi pekan ini tiap hari mengaji, Pak.”

“Bisa?”

“Bisa, Pak.”

“Alhamdulillah. Terus, sekarang sampai halaman berapa?”

“Sekitar halaman sembilan, Pak.”

Lo! Sudah tes kenaikan jilid?”

“Sudah, Pak.”

“Alhamdulillah, selamat, Bu Indah, ya! Kalau begitu, silakan dilanjutkan dan sembari ditata niatnya. Untuk peningkatan kualitas diri Bu Indah.”

Baca juga: Ngopeni Ngaji

Saya kaget sekaligus bahagia. Di luar dugaan saya, ternyata Bu Wiwik tetap melakukan pembimbingan ke Bu Indah walau kondisi kesehatannya belum sepenuhnya pulih. Bahkan, Bu Indah sudah tes kenaikan jilid. Semangat Bu Indah berusaha dijaga dengan baik oleh Bu Wiwik dan dijaga pula oleh Bu Layla. Terima kasih, Bu Wiwik, Bu Layla, atas kesungguhannya membimbing teman-teman. Semoga Allah membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda. (A1)

Bagikan:
Scan the code