Suara gemuruh dari lantunan Kalam Ilahi menggetarkan hati bagi siapa saja yang mendengarkannya. Suara itu berasal dari musala Sekolah. Anak-anak sedang berlatih untuk mempersiapkan Imtihan dan Khataman Al-Qur’an metode Ummi. Pesertanya tak lain murid dari SDIH dan SDIH 02. Mereka berjuang keras demi menampilkan yang terbaik pada saat acara. Tak kalah juga, bapak/ibu guru sibuk mempersiapkan sampai matang demi menyukseskan acara itu.
Sabtu, 22 Februari 2025. Imtihan dan Khataman Al-Qur’an metode Ummi berlangsung. Saya bersama bapak/ibu guru yang lain bertugas menjadi panitia.
Di tengah-tengah acara, saya berada di samping panggung acara. Membagi minum untuk anak-anak yang duduk di panggung acara—peserta Imtihan dan Khataman Al-Qur’an metode Ummi. Saya terkejut. Ridho—murid SDIH 02 ternyata mendapat tempat duduk sebelah kanan di panggung itu. Dekat dengan saya. Akan tetapi, Ridho sepertinya belum menyadari keberadaan saya.
Tak sengaja saya mengamati Ridho saat hendak minum. Ridho melepas segel plastik yang melekat pada tutup botol minuman kemasan. Kemudian, ia menyimpan segel itu di saku bajunya. Setelah itu, baru ia minum.
Seketika saya takjub. Dalam posisi dan keadaan seperti itu, Ridho masih sempat-sempatnya menjaga kebersihan. Ridho tidak ingin mengotori acara itu. Ia tak rela panggung itu kotor. Ia memperluas kebaikan di hari itu. Hebatnya lagi, Ridho melakukannya tanpa arahan dari siapa pun. Bukan karena dilihat oleh siapa pun. Saya yakin, Ridho melakukannya atas kepeduliannya sendiri. Masyaallah.