Kala itu, baru ada beberapa murid yang sudah tiba di kelas. Fillio, salah satunya. Usai menata isi tas, Fillio langsung mengambil seperangkat buku mengaji dan meletakkannya di atas meja. Padahal hari itu tidak terjadwal mengaji. Namun, entah apa gerangan yang membuat Fillio masih tetap membawa seperangkat buku mengaji.
Fillio membuka halaman pertama Al-Qur’an. Yap, Al-Fātiḥah. Lanjut halaman kedua: surah Al-Baqarah ayat 1—5. Ia juga mengamati buku panduan penanda Al-Qur’an sembari memegang pensil.
Aha. Saya baru teringat. Rupanya Jumat (13/12/2024) lalu, Fillio baru selesai tes kenaikan jilid. Ia juga melapor ke saya dengan girang, bahwa ia lulus dan naik ke level Al-Qur’an.
Itu baru dugaan saya. Bisa jadi, Fillio lupa bahwa hari ini tidak ada jadwal mengaji.
“Ken, tolong ajari nandai, dong,” celetuk Fillio saat Ken baru menata isi tasnya ke dalam laci.
“Kamu dah naik Al-Qur’an, toh?” tanya Ken memastikan.
Fillio mengiakan.
“Hari ini gak ada ngaji, lo, Fil!” tegur Ken.
“Iya. Aku pengin bawa saja,” jawab Fillio.
Usai menata isi tas dan memasukkannya ke dalam loker, ia langsung menghampiri ke arah sumber suara. Ken juga mengambil kursi lalu menggesernya hingga tepat berada di sebelah temannya, Fillio.
Tak ingin ketinggalan momen berharga, saya langsung mengambil gawai dan mendokumentasikannya.
Teringat, saat Ken baru naik ke Jilid 6. Ia juga meminta Qaleed untuk mengajarinya: Seperti Guru-Murid.
Masyaallah. Tanpa disadari, mereka sudah berbagi ilmu. Dan ilmu yang diperoleh menjadi ilmu jariah. Selamat, Ken!