“Bu, Vano membawa uang lebih dari sepuluh ribu,” lapor Rafa.

“Benar, Vano?” selidik saya.

“Iya, Bu. Saya bawa dua belas ribu,” jawab Vano.

“Vano memang dikasih orang tua dua belas ribu?”

“Iya, Bu.”

“Kemarin, Bu Yunita bilang boleh membawa uang saku maksimal berapa?”

“Sepuluh ribu, Bu.”

“Nah, berarti uang Vano lebihnya berapa?”

“Dua ribu, Bu.”

“Betul, sekali. Vano, seperti yang Bu Yunita katakan kemarin, maksimal uang yang diperbolehkan dibawa Vano dan Teman-Teman adalah sepuluh ribu. Jadi, yang dua ribu dititipkan ke Bu Yunita dulu, ya,” jawab saya.

“Nanti kalau uang saya habis, boleh digunakan buat jajan lagi, Bu?” tanya Vano.

“Tidak boleh, Vano. Uang dua ribunya boleh diambil di meja Bu Yunita sebelum pulang sekolah, ya. Nanti ditabung saja, bisa untuk jajan minggu depan,” jelas saya.

“Baik, Bu,” jawab Vano.

Rabu (13/11/2024) adalah pekan ke-3 kegiatan Entrepreneur Cilik dijalankan. Seperti pekan-pekan sebelumnya, anak-anak sangat antusias ingin membeli jajanan saat jam istirahat. Pada hari Selasa, biasanya saya dan Bu Indah mengingatkan anak-anak untuk membawa uang saku maksimal sepuluh ribu dan tidak membawa bekal makanan bagi yang berkenan.

Saya sedang mengisi botol minum. Tiba-tiba Elora menghampiri saya.

“Bu, Saya, kan, bawa uang dua puluh enam ribu. Kan, Bu Yunita bilang kemarin kalau maksimal jajan sepuluh ribu. Saya sudah jajan enam ribu. Berarti kan masih boleh jajan senilai empat ribu. Saya ingin jajan lagi, tapi uang saya tinggal yang dua puluh ribu. Terus gimana, Bu?” tanya Elora.

Saya berusaha mencerna penjelasan Elora. Dugaan saya, Elora merasa tidak enak hati ingin membelanjakan uangnya yang tersisa dua puluh ribu. Karena batas maksimal uang saku yang diperbolehkan dibawa anak-anak hanya sepuluh ribu. Di sisi lain, Elora mempunyai hak untuk membelanjakan uangnya senilai empat ribu lagi.

“Sisa uang yang Elora pegang tinggal dua puluh ribu?” tanya saya.

“Iya, Bu,” jawab Elora.

“Baik, sekarang Elora boleh jajan pakai uang dua puluh ribunya, tapi senilai empat ribu saja, ya, Nak. Sisanya lagi disimpan. Nanti kalau ditanya Bapak/Ibu guru, Elora jelaskan saja seperti yang dijelaskan kepada Bu Yunita tadi,” jelas saya.

“Baik, Bu,” jawab Elora sambil mengangguk.

Elora bergegas menuju tempat Entrepreneur Cilik.

Cerita Vano dan Elora menggambarkan pentingnya kedisiplinan, kejujuran, dan tanggung jawab dalam mengikuti aturan yang telah disepakati. Meskipun diberi kebebasan untuk membawa uang saku, anak-anak tetap harus mematuhi batasan yang telah ditentukan oleh bapak/ibu guru. Vano mengikuti instruksi dengan menitipkan uang lebihnya kepada guru. Elora yang berusaha mengikuti aturan meskipun merasa ada sisa uang yang belum digunakan. Itu menunjukkan bahwa kedisiplinan dan kejujuran dapat membantu menyelesaikan masalah dengan cara yang baik.

Bagikan:
Scan the code