Senin, (9/12/2024). Pagi di hari itu tak secerah biasanya. Matahari tak terlihat. Awan menggantung disertai hujan rintik-rintik menutupinya. Ketika saya sampai di sekolah, beberapa anak sudah datang. Mereka terlihat semangat walaupun harus berangkat ditemani oleh rinai hujan.

Pukul 07.15. Tiba waktunya pelajaran BAQ kelas 1. Usai mengajar tahfiz pagi di kelas 3, saya segera menuju musala, tempat BAQ kelas 1 kelompok saya. Saya buka pintu musala. Ternyata anak-anak belum datang. Sembari menunggu, saya menyiapkan peralatan untuk mengaji terlebih dahulu. Tak berselang lama, anak-anak mulai berdatangan. Tak lupa dengan ucapan salam yang mengikutinya ketika masuk musala. Tampak sekali tingkah laku mereka sangat antusias. Beberapa anak yang datang terlebih dahulu, segera mengambil meja lipat kecil. Kemudian menatanya hingga membentuk formasi lingkaran. Pelajaran BAQ siap dimulai. Tiba-tiba seorang anak yang mendekati saya.

“Mohon maaf, Ustaz, saya lupa tidak membawa buku mengaji,” ucap Kaisar.

“Masyaallah,” batin saya.

Seketika saya tertegun. Yang terlintas di pikiran saya, bukan karena tidak membawa buku mengaji. Tetapi sikap Kaisar. Ia dengan gentle melapor dan meminta maaf karena lupa tidak membawa buku mengaji.

“Oh, ya, tidak apa-apa. Nanti mudah, sekarang Kaisar boleh duduk terlebih dahulu, ya,” jawab saya.

Kaisar pun menganggukkan kepala dan kembali ke tempat duduknya. Pelajaran BAQ pun dimulai.

Tahap tahfiz di pelajaran BAQ selesai. Saya memberikan kesempatan kepada anak yang hendak minum. Di sela waktu itu, saya melihat pemandangan yang menyejukkan. Salma meminjamkan jilid 3-nya kepada Kaisar.

Makasih, ya,” ucap Kaisar kepada Salma.

Seketika itu, rencana saya gagal. Ketika Kaisar melapor dan meminta maaf, saya sudah berencana akan meminjamkan jilid saya kepada Kaisar saat akan membaca jilid. Namun, Salma mendahului tampil sebagai pahlawan. Atas inisiatif dan kepeduliannya, ia dengan legawa meminjamkan jilid 3-nya kepada Kaisar. Salma, salah satu anak yang sudah jilid 5. Namun, ia tak lupa membawa jilid yang sudah ia lampaui untuk menyimak temannya.

Tidak membawa buku saat belajar karena lupa merupakan hal yang lumrah. Semua orang pasti pernah mengalami salah dan lupa. Anak-anak hebat, mereka bisa menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat. Hebatnya lagi, mereka bisa mandiri. Menyelesaikan masalah sendiri. Tanpa bantuan dari Bapak/Ibu Guru. Permasalahan tidak membawa jilid pun terselesaikan dengan cepat dan tepat.

Bagikan:
Scan the code