Kamis, 31 Oktober. Tepat di hari itu, Kalynn, Langit, dan Icha terjadwal tes penyaringan untuk pra-munaqasyah. Kalynn mengikuti tes kategori tartil. Sedangkan Langit dan Icha mengikuti tes kategori tahfiz juz 30. Tempat tes di ruang BAQ SDIH. Tes dimulai pukul 06.45 dengan asumsi, pada pukul 07.30 anak-anak bisa kembali ke kelas dan mengikuti KBM sebagaimana mestinya. Tentu pada hari itu, ketiganya menyiapkannya lebih pagi. Dari bangun tidur hingga keberangkatan ke Sekolah di waktu yang tidak biasanya.
“Mbak Kalynn, Mas Langit, ini sudah pukul 06.35, kita persiapan ke SDIH ya,” ajak Bu Layla.
“Ya, Ustazah. Bawa botol minum, tidak, ya?” tanya Kalynn.
“Ya, Nak. Bawa, ya” jawab Bu Layla.
Seketika Nadia, Cemara, dan Naren mendekati Kalynn seraya berusaha mengambil dan membawakan botol minum yang dimaksud. Nadia membawakan botol minum milik Kalynn, Cemara dan Naren turut serta mengantar hingga depan pintu kelas 3. Alih-alih membawakan botol, Nadia membisikkan sesuatu di telinga Kalynn. Tatapan Bu Layla menghentikan bisikannya.
“Ada apa ini?” Bu Layla bersenandika.
Dugaan Bu Layla, Nadia membisikkan sebuah motivasi untuk Kalynn. Sebab, Nadia sudah lebih dulu menjalani tes pada hari sebelumnya. Tampak Kalynn tersenyum kecil seusai mendapat bisikan dari Nadia. Tidak hanya itu. Nadia turut serta mengantar Kalynn sampai di depan ruang TU.
Kalynn semakin kuat sebab afirmasi dari teman-temannya: Nadia, Cemara, dan Naren. Siapa yang menduga jika mereka mendukung Kalynn dengan hal-hal kecil? Tampaknya kecil, tetapi besar artinya untuk Kalynn. Terima kasih, Nadia, Cemara, dan Naren. Kalian berhasil memberikan kebahagiaan untuk Kalynn.