“Ya Allah, kotor sekali karpetnya,” batin saya.
Tak berselang lama, Allah menggerakkan hati seorang murid. Tiba-tiba Fillio tergerak untuk membersihkannya. Ia mengambil sapu ijuk dan pengki. Melihat hal itu, saya ingin memberikan cara mudah. Namun, saya urungkan.
“Ridho, kalau mau bantu Fillio pake sapu tebah saja,” tawar saya kepada Ridho yang berada di dekat saya.
Ia bersegera mengambil sapu lidi tebah. Membantu Fillio membersihkan karpet.
Di luar dugaan. Ridho menggunakan sapu lidi tebah seperti menyapu di halaman. Ya, dia menggunakan sapu lidi tebah dengan posisi vertikal.
Saya pun tersenyum geli dibuatnya.
“Ridho, sini. Coba Bu Guru bantu,” tawar saya mengambil alih gagang sapu tebah. “Caranya seperti ini …, biar bersihnya maksimal,” jelas saya sembari mempraktikkan penggunaan sapu lidi tebah dengan posisi horizontal.
Ridho langsung mempraktikkannya. Ia pun tersenyum hingga tampak lesung di pipinya.
Tak disangka. Hanya sekali praktik, Ridho langsung lihai menggunakan sapu tebah. Ia juga membersihkan karpet dengan gesit.
Berkat kerja sama Ridho dan Fillio, karpet pun kembali bersih. Fillio melanjutkan menyapu lantai. Ia juga memasukkan kotoran dari karpet ke pengki.
Ingatan saya kembali waktu anak-anak masih duduk di bangku kelas 2. Dulu, mereka membersihkan karpet dengan menjumputi kotoran dengan tangan. Sekarang, menggunakan cara baru: dengan sapu. Terima kasih, Fillio dan Ridho!