Bunyi selawat dari penanda jadwal kegiatan berkumandang. Bunyi itu terdengar hingga ke seluruh penjuru SDIH 02. Waktu istirahat tiba. Semua anak pasti sudah menantikannya. Berbagai macam aktivitas saat istirahat segera dilakukan. Ada yang menyantap bekalnya. Ada yang membaca buku. Ada yang bermain di dalam maupun di luar kelas.
Terdengar suara pintu yang terbuka di ruang guru. Tak berselang lama diikuti dengan ucapan salam. Ternyata Aqila. Ia menghampiri dan mengajak salim Pak Kukuh, Pak Adhit, dan saya. Setelah itu berhenti di depan meja saya. Saya dan Aqila pun mengobrol.
Saya bertanya, “Kemarin salat lima waktu, nggak, Aqila?”
Saya husnuzan, Aqila menjawab “ya”.
“Engga,” jawab Aqila.
Jawaban itu seketika membuat saya terkejut.
“Loh, kok nggak salat lima waktu? Yang ditinggalkan salat apa?” tanya saya.
“Asar. Soalnya waktu itu saya jagain adik saya,” jawab Aqila.
“Jagain-nya di mana?”
“Di penitipan anak.”
“Memangnya di sana nggak boleh salat terlebih dahulu?”
“Engga tahu.”
“Coba, nanti sore sebelum jagain adik, Aqila bilang sama Bu Guru di tempat penitipan itu untuk minta izin salat Asar terlebih dahulu. Pasti diizinkan.”
Aqila menganggukkan kepala. Saking asyiknya saya mengobrol dengan Aqila, tak terasa waktu istirahat sudah habis. Aqila pun bergegas kembali ke kelas.
Keesokan harinya. Saya dan anak-anak kelas 1 sedang duduk di depan musala. Di dalam masih ada anak-anak kelas 3, yang belum selesai mengaji. Kami harus menunggu sampai mereka keluar, baru kemudian kami masuk.
“Ustaz!” panggil Aqila tiba-tiba.
Aqila salah seorang murid yang akan mengaji dengan saya.
“Oh, iya, bagaimana, Aqila?” balas saya.
“Kemarin, saya sudah salat lima waktu, Ustaz,” jawab Aqila.
“Oh, iya? Salat Asarnya dilaksanakan?” tanya saya.
“Iya, Ustaz. Saya salatnya sebelum jagain adik.”
“Alhamdulillah, besok dan seterusnya salat lima waktu terus, ya, Aqila.”
“Iya, Ustaz.”
Anak-anak kelas 3 keluar. Otomatis saya harus mengakhiri obrolan dengan Aqila. Saya dan anak-anak asuhan saya segera masuk musala untuk memulai pelajaran BAQ.
Alhamdulillah, saya lega dan senang sekali. Aqila berhasil menunaikan salat lima waktu. Ternyata, ia mendengarkan dan melaksanakan saran dari gurunya. Taat dengan guru, salah satu kunci sukses meraih ilmu. Dan Aqila sudah mengamalkannya. Hebat, Aqila!