“Bu, tadi banyak yang jadi ‘sapi’, lo,” lapor Nadia usai mengikuti ekstrakurikuler. Ia menghampiri saya, yang sedang duduk di depan ruang Kepala Sekolah. Tepatnya di anak tangga. “Masak tadi yang minum sambil duduk Haqqi, tok, Bu,” sambungnya.
“Emang tadi yang dilihat Nadia, bagaimana?” tanya saya.
“Waktu itu saya lihat Haqqi dan dua teman lain (Nadia menyebut nama keduanya). Nah, yang minum sambil duduk itu Haqqi saja, Bu,” jelasnya.
“Terus Nadia ingetin teman-teman, enggak?”
“Udah, Bu. Kan, saya bilang, ‘Ih, ada sapi!’ Nah, yang satu (Nadia menyebut nama) langsung duduk, tuh. Tapi, yang satunya lagi (Nadia menyebut nama) tetap minum sambil berdiri, Bu.”
“La, Nadia ikutan jadi ‘sapi’, enggak?” tanya saya memastikan.
“Enggak. Saya sama Naren minum sambil duduk, Bu,” jawabnya.
“Alhamdulillah. Keren sekali, tuh! Nadia tahu mana yang baik, kan?”
Nadia mengangguk.
“Nah, yang baik, silakan dilanjutkan. Kalau belum baik, jangan ditiru, ya, Nak! Nanti Bu Guru kuatkan lagi di kelas, ya. Oke! Makasih, Nadia,” pesan saya.
“Sama-sama, Bu.”
Tahun ajaran 2024/2025, para murid kelas 3 mulai mengikuti ekstrakurikuler (ekskul) di SD Islam Hidayatullah (SDIH 01). Ekskul ini bersifat sukarela, yaitu pilihan. Murid boleh memilih ikut atau tidak.
Setiap murid diperkenankan memilih satu jenis ekskul karena semua ekskul dilaksanakan pada waktu yang bersamaan, Jumat pukul 13.00—14.00. Salah satu jenis ekskulnya ialah bulu tangkis. Nadia termasuk anggotanya.
Kerap kali, beberapa murid melaporkan jika mereka melihat beberapa orang yang seperti sapi. Memang tak bisa dimungkiri. Minum sembari duduk bisa jadi dianggap sepele oleh sebagian orang. Namun, inilah tantangan sesungguhnya. Sanggupkah anak-anak menjaga adab minum yang baik? Ataukah mereka terbawa arus sekitar? Meskipun begitu, Nadia, Naren, Haqqi, dan Hafidz, menunjukkan bahwa mereka mampu menjaga adab minum yang baik. Tak hanya itu, Nadia juga tidak berdiam diri ketika melihat temannya minum seperti sapi. Ia tanggap dan mengingatkan teman-temannya. Terima kasih, Nadia dan Haqqi!