Pelajaran BAQ hari itu berjalan normal seperti biasanya. Ada hal kecil yang membuat Ustaz Aruf terkesan. Saat itu sedang berlangsung pelajaran BAQ di kelompok Ustaz Aruf. Tepatnya di penghujung waktu pelajaran.

“Teman-Teman, sebelum Ustaz Aruf tutup mengaji hari ini, Ustaz ingin berpesan kepada Teman-Teman, ya.”

“Baik, Ustaz,” jawaban beberapa anak.

“Yang sudah jilid 6, belajarnya lebih rajin, ya, mengulang-ulang bacaannya lebih banyak lagi. Kemudian yang sudah Al-Qur’an, bacaannya harus lebih baik lagi, ya. Dan untuk semuanya, tetap istikamah belajar mengaji di rumah, ya.”

“Baik, Ustaz,” jawaban beberapa anak.

Ustaz Aruf hendak memberikan salam penutup, tiba-tiba Daffa menyela, “Ustaz, setelah ini, saya ingin tambahan sebentar, ya, Ustaz.”

“Oh, iya silakan, Daffa,” jawab Ustaz Aruf.

Suara bel, pertanda pergantian pelajaran atau waktu istirahat terdengar. Ustaz Aruf pun menutup pelajaran BAQ itu. Anak-anak segera keluar meninggalkan ruang BAQ. Kecuali Daffa, yang menginginkan tambahan. Saat itu ialah waktu istirahat. Tambahan mengaji pun berlangsung. Tiba-tiba ada anak yang berjalan kembali memasuki ruang BAQ. Ternyata Iqbal.

Loh, Iqbal? Kok masuk ruangan ini lagi?” tanya Ustaz Aruf.

“Hi-hi-hi, iya, Ustaz. Saya lihat botol minumannya Hafidz tertinggal, jadi saya ambilin,” jawab Iqbal sambil tertawa kecil.

Ustaz Aruf, yang melihat dan mendengarkan jawaban dari Iqbal, pun dibuat kagum olehnya. Bagaimana tidak, dengan usia yang masih anak-anak, ia sudah memiliki jiwa peduli. Kepeduliannya terhadap temannya sudah mulai tumbuh dalam jiwanya. Masyaallah. Pertahankan, ya, Iqbal!

Bagikan:
14 thoughts on “Peduli Teman”
  1. MasyaAllaah, sungguh pembentukan karakter yg luar biasa. Semoga iqbal bisa menyalurkan kepeduliannya kepada yg lainnya

  2. Masyaallah, sungguh luar biasa memang jika jiwa rasa kepedulian antar teman tenam sejak dini. Good job kids

  3. masyaallah semoga di kemudian hari lebih banyak lagi anak anak yg memiliki kepedulian jiwa seperti iqbal

Comments are closed.

Scan the code