Senin (29/4/2024), usai jemaah salat Zuhur, satu per satu para murid dipanggil meninggalkan musala. Mereka menuju kelas masing-masing. Seperti biasa, para murid kelas 2 yang sudah sampai di kelas, bahu-membahu membagikan lepak untuk ditaruh di meja murid sesuai dengan nama di lepak atau diberikan langsung kepada empunya.

Saat Bu Guru masuk kelas, pandangannya langsung teralihkan kepada Ridho yang masih mengulurkan tangannya.

“Maaf, ya, Ren,” ucap Ridho.

Terlihat wajah Naren, gadis kecil asli dari Semarang ini, sangat murung. Pasalnya, lepak yang tertulis namanya terjatuh. Beberapa makanannya pun tercecer.

Tanpa diminta, Ridho bersegera membersihkan makanan yang tercecer.

 Naren masih terdiam.

Ridho bercerita tentang apa yang sedang terjadi kepada Bu Guru.

Pas aku ngasih lepak, Naren bilang, ‘Bentar, Do. Aku enggak bisa bawa!’ Tapi aku enggak lihat, Bu, lepaknya udah dipegang Naren apa belum! Terus tiba-tiba jatuh,” jelas Ridho.

“Betul Naren seperti itu?” tanya Bu Guru mengklarifikasi.

Naren mengangguk. Pertanda yang diceritakan Ridho benar adanya.

“Ya udah, enggak pa-pa. Lain kali Mas Ridho hati-hati waktu ngasihkan, ya,” pesan Bu Guru.

“Iya, Bu Shoffa.”

Ridho pun mengulurkan tangannya kembali, “Maaf, ya, Ren.”

Naren pun menyambut uluran tangan Ridho dengan menangkupkan kedua tangannya di depan dada. Pertanda ia sudah memaafkan Ridho.

“Naren makan ini aja, ya?”

Naren menggelengkan kepalanya.

Enggak pa-pa. Hari ini Bu Eva kan masih cuti. Nanti Bu Shoffa makan punyanya Bu Eva,” saran Bu Shoffa.

Naren terdiam sejenak. Lalu mengambil makanan dari Bu Shoffa.

“Terima kasih, Bu Shoffa,” ucap Naren.

Bagikan:
3 thoughts on “Tak Sengaja”
  1. Masyaallah, semoga menjadi contoh baik untuk lingkungan sekitarnya.

  2. Alhamdulillah. Terima kasih, Bu Shoffa, telah menunjukkan sikap yang layak dicontoh para murid.

Comments are closed.

Scan the code