Saatnya panen kangkung tiba. Hari itu, anak-anak kelas 2 memanen kangkung. Cara memanennya pun telah dijelaskan. Tanaman kangkung ini telah ditanam sejak bulan Februari yang lalu. Menanam kangkung termasuk rangkaian kegiatan “Collaborative Camp”. Memasak hasil menanamnya adalah kelanjutan dari kegiatan tersebut.

Hari Senin kelas 2 telah mendapat pembekalan dari Bu Shoffa. Anak-anak mendapat kesempatan untuk berdiskusi tentang tugas yang harus mereka kerjakan, termasuk tugas membawa peralatan memasak. Yang harus dikerjakan saat memasak pun telah disampaikan.

Pukul 07.45 anak-anak bersiap menuju dapur. Dapur ini sebenarnya ruang kosong di depan kamar mandi yang difungsikan untuk tempat berbagai kegiatan. Untuk kali ini, ruang tersebut berfungsi sebagai dapur karena untuk kegiatan memasak. Di dapur juga telah tersedia empat tungku kompor yang siap digunakan.

Sebelum memasak, anak-anak harus memanen kangkung terlebih dahulu. Kangkung yang telah dipanen dikumpulkan di keranjang. Kemudian dicuci, dipotong-potong, dan dimasak. Karena kangkung yang dipanen tidak banyak, Bu Wiwik menyarankan untuk disediakan tambahan agar mencukupi. Hasil masakannya nantinya untuk makan siang anak-anak.

Euforia memasak pun telah mulai. Ada yang memotong-motong kangkung, ada yang mulai mengupas bawang kemudian mengirisnya, mengiris lombok, mengiris tomat. Ada juga yang memotong-motong tempe. Selain memasak kangkung juga menggoreng tempe sebagai lauknya.

Setelah acara mengiris-iris selesai,  mulailah memasak. Kompor mulai dinyalakan. Tempe dicelupkan ke dalam bumbu racik.

“Tempenya masih tebal ini, Naren,” kata Bu Amik.

“Terus ini diiris lagi, Bu?” tanya Naren.

Disigar aja, seperti ini,” tutur Bu Amik sambil memeragakan cara membelah tempe.

Naren pun melakukan seperti yang dicontohkan Bu Amik. Kemudian merendam irisan tempe ke dalam bumbu.

Kegiatan memasak kali ini dilakukan dua sesi. Ketika kelompok yang mendapat giliran pertama memasak, yang lain mengukur tinggi badan(TB) dan berat badan(TB). Begitu sebaliknya, siswa yang telah selesai mengukur TB dan BB kemudian memasak.

Memasak sayur kangkung dan menggoreng tempe dua sesi telah selesai. Saatnya anak-anak membersihkan kembali dapur yang telah digunakan.

Niki sampun, Bu?” tanya Pak Slamet.

Nggih, Pak. Sampun,” jawab Bu Amik.

Menawi sampun, MMT-ne, kula lempite.”

Setelah MMT dilipat Pak Slamet, terlihat Naufal memegang sapu. Ia menyapu lantai. Pelan-pelan sapu digerakkan untuk mengumpulkan sampah.

Sementara itu, saat teman-teman sudah membawa hasil masakannya ke dalam kelas, Rayya menghampiri Bu Amik sambil membawa telur.

“Aku mau goreng telur ini,” kata Rayya.

“Oh, iya, ya. Rayya sudah dibawain Mama telur sama margarin, untuk digoreng di sini. Bu Amik lupa,” kata Bu Amik.

Pagi, saat mama Rayya mengantar dan bertemu Bu Amik, mama Rayya telah menyampaikan kalau Rayya dibawakan telur dan dia bisa menggoreng sendiri.

“Iya. Aku mau lauk telur aja. Aku ngga mau tempe.”

“Tapi kalau sayur kangkung, Mas Rayya mau?”

Nggak mau. Tapi aku bisa nggoreng sendiri.”

“Ya sudah, Bu Amik nyalain dulu kompornya.”

Naufal, yang semula menyapu, mendadak berhenti. Ia menghampiri Rayya, yang akan menggoreng telur. Wajan pun ditumpangkan di atas tungku. Rayya mengeluarkan margarin yang ada di plastik, lalu menuangnya ke wajan. Naufal memecah dua butir telur milik Rayya lalu mengocoknya di mangkuk. Telur yang sudah dikocok dituangkan di wajan. Telur pun diaduk.

“Ray, wadhahmu endi?” tanya Naufal setelah telurnya matang.

“Ni,” kata Rayya sambil menyerahkan lepaknya.

Naufal kemudian menyerok telur dan menaruhnya di lepak Rayya. Lepak yang sudah berisi telur goreng diserahkan kepada Rayya.

“Ini, Ray, telurmu. Dah mateng.”

“Iya. Makasih.”

Makasih, ya, Mas Naufal, sudah bantu Rayya nggoreng telur,” timpal Bu Amik.

Naufal kembali memegang sapu dan melanjutkan menyapu. Meski tidak sebersih kalau orang dewasa yang menyapu, yang dilakukan sudah patut mendapat apresiasi. Di saat teman-temannya sudah bersiap di kelas untuk makan hasil masakannya, ia masih membantu Rayya menggoreng telur dan menyelesaikan menyapu.

Bagikan:

By Suparmi

469 thoughts on “Menggoreng Telur”

Comments are closed.

Scan the code