Bel istirahat kedua berbunyi. Biasanya, istirahat kedua dimanfaatkan murid-murid untuk bermain. Sekadar membaca buku, bermain lompat karet, atau bergurau dengan temannya. Walaupun tidak semua murid. Tetap ada yang di kelas.
Sebelum istirahat kedua, ada pelajaran Matematika. Selesai mengajar, Bu Eva mengembalikan alat pembelajaran ke lemari di sudut kelas. Tepatnya di belakang meja dan kursi Bu Wiwik.
Baru saja Bu Eva meninggalkan tempat duduknya. Saat Bu Eva kembali, sudah ada yang berhasil menduduki. Karena memang ada kesempatan. Terkadang beberapa anak sampai berebut. Entah apa yang membuat mereka sebegitu tertariknya. Padahal, hanya kursi biasa.
“Mas Rama, maaf, Rama belum izin,” tegur Bu Eva kepada Rama yang tengah duduk di kursi sembari memegang buku jilid 6 milik Bu Eva.
Teguran tersebut semata-mata adalah upaya Bu Eva agar murid-muridnya terbiasa meminta izin dan bersikap sopan. Dua hal tersebut juga sudah tertulis di kesepakatan kelas.
“Pinjam, ya, Bu Eva,” Rama tersenyum dan langsung berdiri sembari menyodorkan buku jilid 6.
“Iya, boleh.”
“Bu Eva sudah lulus Al-Qur’an?” lanjutnya.
“Sudah.”
“Berarti Bu Eva bisa baca ini?” tanyanya penasaran lagi sembari menunjukkan buku jilid 6.
“Insyaallah, bisa,” jawab Bu Eva.
Bu Eva mengira, percakapan sudah selesai. Ternyata, Rama masih berlanjut.
“Boleh tolong bacakan gak, Bu Eva?” pintanya.
Bu Eva mengabulkan permintaan muridnya. Ia betul-betul menyimak. Tampak wajah penasarannya. Bu Eva membacakan halaman 1 dan 2. Lagi-lagi permintaanya tidak terduga.
“Boleh dibawa pulang gak, Bu Eva? Buat Omaku.”
“Kalau ini belum boleh, kan ini punya Bu Eva. Nanti aja kalau Mas Rama sudah punya jilid 6. Berarti Mas Rama harus tambah semangat mengajinya,” jawab Bu Eva spontan.
“Tapi aku mau Omaku baca ini,” katanya sambil memelas.
“Kapan-kapan Bu Eva pinjamkan, deh. Tapi bilang Oma dulu.”
“Yee … oke, Bu Eva,” jawabnya dengan ekspresi riang.
Rama memang anak yang terbuka dan jujur.
Apa pun yang mendasari Rama atas kepeduliannya terhadap omanya, Bu Eva tetap kagum. Tanpa disadari, Rama telah menyentil gurunya untuk juga membaca Al-Qur’an.
Bu Eva jadi teringat saat awal-awal bimbingan dengan Kepala Sekolah. Pak Kambali berpesan: jika sedang uzur, bisa membaca jilid Ummi yang diniatkan untuk belajar. Tujuannya, agar terbiasa mengaji setiap hari. Masyaallah, ternyata permintaan sederhana Rama sekaligus menjadi alarm kebaikan bagi gurunya.

cost mestinon 60mg – buy sumatriptan 50mg sale imuran 25mg brand
purchase rumalaya pill – purchase shallaki without prescription buy generic endep
buy diclofenac 50mg sale – buy aspirin no prescription purchase aspirin generic
colospa 135 mg pills – colospa online order order generic cilostazol 100mg
celebrex 100mg canada – order indocin without prescription indocin 50mg usa
order benemid 500mg generic – monograph 600mg uk tegretol 200mg drug
order gabapentin 100mg without prescription – ibuprofen 400mg usa azulfidine 500 mg generic
buy besifloxacin without a prescription – besivance where to buy purchase sildamax generic
order lasuna sale – buy lasuna without prescription purchase himcolin sale
MasyaAllah, sebuah permintaan sederhana dari Rama secara tidak mengingatkan kita untuk selalu membaca Al Quran. Semangat mengajinya untuk Rama.
Masyaallah, sangat terpuji sekali Rama. Dia memperdulikan Omanya, ia berharap Oma-nya bisa membaca jilid UMMI