Loh, tadi siapa yang menyuruh untuk berdoa terlebih dahulu?” tanya Ustaz Aruf.

Semua anak terdiam. Suasana menjadi tegang nan mencekam.

“Kami sendiri, Ustaz,” jawab anak-anak dengan nada pelan.

Kamis (9/08/2024). Jadwal Pelajaran BAQ di hari itu pukul 07.15—08.15 untuk kelas 1. Pukul 08.15—09.15 untuk kelas 3. Dan pukul 10.45—11.45 untuk kelas 2.

Ustaz Aruf sedang mengevaluasi mengaji BAQ kelas 1 di kelompoknya. Ustaz Aruf melirik jam di dinding musala. Ternyata sudah pukul 18.10. Jam pelajaran BAQ kelas 1 hampir berakhir. Ustaz Aruf pun harus segera mengakhiri pelajaran untuk persiapan berdoa. Berdoa telah usai. Suara bel langsung menyahut. Ustaz Aruf belum memberikan kalimat penutup dalam pembelajaran. Akhirnya, pembelajaran BAQ kelompok Ustaz Aruf kelas 1 selesai melebihi pukul 08.15.

Ustaz Aruf segera bergegas menuju tempat kelompok BAQ-nya kelas 2. Beberapa meter dari tempat BAQ, terdengar lantunan doa pembuka pelajaran mengaji. Seperti suara anak-anak kelompok BAQ-nya Ustaz Aruf. Ustaz Aruf semakin cepat melangkahkan kakinya. Hingga akhirnya sampai di tempat. Ustaz Aruf seketika tertegun. Ternyata benar. Mereka sedang melantunkan doa. Ustaz Aruf mencoba melihatnya lebih jeli lagi, apakah berdoanya dengan sungguh-sungguh atau tidak. Dan ternyata mereka melantunkannya dengan khusyuk dan duduk dengan tertib.

Doa pun telah dilantunkan. Ustaz Aruf membuka pelajaran BAQ dengan salam. Ustaz Aruf bertanya kepada anak-anak: siapa yang menyuruh untuk memulai berdoa terlebih dahulu. Mereka mengakui bahwa itu inisiatif mereka sendiri.

Hayo, jujur, berdoanya atas inisiatif sendiri atau disuruh Ustazah Layla?” tanya Ustaz Aruf kembali memastikan.

“Kami sendiri, Ustaz,” jawab anak-anak.

“Oh, gitu. Ustaz Aruf tidak marah kok. Ustaz Aruf malah senang. Anak-anak hebat. Mandiri. Pintar memanfaatkan waktu,” puji Ustaz Aruf sambil tersenyum.

“Tadi yang menjadi kaptennya siapa?”

“Sabrina, Ustaz.”

“Besok, jika Ustaz belum datang, Teman-Teman Ustaz izinkan untuk memulai berdoa terlebih dahulu lagi. Besok bergantian, ya. Tadi Sabrina, berarti besok dari anak putra. Ustaz pilih Haqqi.”

“Baik, Ustaz.”

“Terima kasih, Sabrina dan Teman-Teman. Karena hari ini sudah berinisiatif berdoa terlebih dahulu, Ustaz akan memberikan stiker bintang untuk kalian semua.”

Yey!” jawab anak-anak dengan penuh kegembiraan.

Suasana yang tegang nan mencekam berubah menjadi gembira. Pelajaran BAQ pun dilanjutkan.

Hari itu, Ustaz Aruf dibuat terkesan oleh Sabrina, Hasna, Valda, Lintang, Haqqi, Fillio, dan Kennard. Mereka telah melakukan tindakan yang sangat tepat atas inisiatifnya sendiri. Pintar memanfaatkan waktu. Sehingga mengarah kepada kemandirian. Tidak sampai di situ saja, mereka melakukannya dengan penuh kesungguhan. Tanpa pengawasan langsung dari Bapak/Ibu Guru.

Bagikan:
Scan the code