“Bapak Ibu, sesudah jemaah Asar saya mohon koordinasi dulu,” pinta saya.
Saya sangat bersyukur. Walaupun melebihi pukul 15.00, teman-teman pengabdi (guru dan non-guru) telah terbiasa untuk jemaah Asar terlebih dahulu. Memang jam kerja sampai dengan pukul 15.00. Artinya, teman-teman di jam itu sudah bisa pulang. Namun, teman-teman terbiasa jemaah Asar dulu, baru pulang.
Seperti biasa, jemaah Asar Senin (29/04/2024) itu kami laksanakan di musala. Salah satu keuntungan kegiatan jemaah, bila ada info mendesak, saya dapat menyampaikannya setelah jemaah. Tak perlu mengundang di waktu khusus. Termasuk sore itu. Saya cukup memanfaatkan berkumpulnya teman-teman yang berjemaah Asar.
Jemaah Asar usai. Saya mengubah posisi duduk. Tanpa diminta, teman-teman menyesuaikan. Saya awali dengan prolog singkat. Sengaja. Agar tidak terlalu lama. Yang terpenting, hal pokok tersampaikan dan teman-teman memahaminya.
“Bapak Ibu, Selasa besok ada kegiatan STF dan pemeriksaan kesehatan dari Puskesmas. Sehubungan itu, kegiatan besok diatur begini: kelas 1 ke SMA setelah BAQ, pukul 08.15. Kelas 2 setelah tahfiz dilanjut Duha. Usai Duha, pukul 07.45, kelas 2 mulai “dilangsir” ke SMA.”
“Pakai mobil Yayasan, Pak Kambali?” tanya salah seorang guru.
“Ya, kita memakai dua mobil Yayasan, Hiace dan Innova. Hanya saja, besok TK dan SD 01 juga diundang ke SMA. Jadi, nanti antre dengan TK dan SD 01. Tim dari Puskesmas dijadwalkan datang pukul 10.00. Kelas 2 lebih diawalkan kembalinya ke SD 02. Maksimal pukul 90.30, kelas 2 harus sudah mulai “dilangsir”. Kelas 1 diakhirkan agar lebih punya waktu bermain di SMA. Pemeriksaan kesehatan diawali dari kelas 2. BAQ kelas 2 tetap berjalan, waktunya siang, setelah Zuhur dan makan siang.”
Tahun lalu (2022/2023) SMA Islam Hidayatullah juga menyelenggarakan STF—SMAHA Traditional Festival. Saat itu dilaksanakan 25 Mei 2023. SDIH 02 diundang. Murid kelas 1—saat ini sudah kelas 2—mengikuti STF 2023. Sehingga kelas 1 lebih diprioritaskan dibanding kelas 2. Saya sempat menanyakan tentang jenis permainan pada STF 2024 ini. Ternyata tidak hanya jenis permainan tahun lalu (2023) saja, tetapi juga ada tambahan jenis permainan.
Tidak hanya murid yang saya harap mendapat kemanfaatan kegiatan STF, tetapi sekaligus gurunya. Saya meyakini guru yang mengikuti STF juga memperoleh manfaat. Setidak-tidaknya mendapat pengalaman baru. Atau bahkan mendapat inspirasi, bagaimana menyusun skenario pembelajaran yang lebih efektif.
Baca juga: Inspirasi
“Bapak Ibu, itu saja yang hendak saya sampaikan pada kesempatan ini. Sebelum saya akhiri, adakah hal-hal yang masih perlu kita bicarakan untuk kegiatan Selasa besok?” imbuh saya, memungkasi pertemuan itu.
“Tanglet, Pak Kambali.”
“Nggih, pripun, Bu Shoffa?
“Bagaimana kalau Selasa besok, makan siang kelas 2 dilaksanakan sebelum Zuhur?”
“Berarti setelah pemeriksaan dari tim Puskesmas?”
“Nggih.”
“Setelah Zuhur malah bisa langsung BAQ dan waktunya lebih efektif, ya?
“Nggih, Pak Kambali.”
“Ide yang sangat bagus, Bu Shoffa. Ya, Selasa besok, makan siang kelas 2 dilaksanakan sebelum Zuhur. Sesudah Zuhur bisa langsung persiapan BAQ. Matur nuwun, Bu.”
Alhamdulillah, Bu Shoffa punya ide konstruktif. Saya bahkan tidak terpikir atas hal itu. Padahal jelas sekali, itu lebih efektif.
Dan yang saya juga patut syukuri, Bu Shoffa berkenan menyampaikannya. Pun dengan penyampaian yang santun dan tidak merendahkan pihak lain. Sejumlah orang sebenarnya juga punya ide konstruktif dan sangat baik. Namun, ada yang enggan menyampaikannya. Kadang, karena takut dengan atasan. Kadang karena takut diberi tambahan tugas. Atau karena alasan lain. Bahkan ada juga orang yang punya ide sangat bagus, tetapi penyampaiannya kurang santun. Malah cenderung menyerang pihak lain.
Alhamdulillah. Terima kasih, Bu Shoffa. (A1)
Baca juga: Minta Izin
Masyaallah, Bu Shoffa memberikan ide supaya bisa efektif dalam waktu.