Selasa (26/3/2024), para murid menjalankan puasa kelima belas, ada pula hari keenam belas jika dimulai hari Senin. Saat Ramadan, para murid masuk sekolah pukul 08.00, dan pulang usai jemaah salat Zuhur, pukul 12.15. Dengan jadwal yang berbeda seperti hari-hari biasa, kondisi ini pun berpengaruh pada jam belajar murid di sekolah. Pada hari biasa para murid belajar enam jam tiga puluh menit. Saat Ramadan kurang lebih empat jam. Mengapa para murid dipulangkan pukul 12.15? “Tujuannya ngopeni salat Zuhur,” ungkap Pak Kambali.

Tak seperti hari sebelumnya, usai rangkaian jemaah salat Zuhur, Pak Kambali merefleksikan anekdot, yakni kejadian singkat yang menarik, baik sikap positif maupun negatif para murid. Anekdot ini ditulis oleh bapak/ibu guru setiap hari di grup Telegram, yang diberi nama Daily Activity.

“Anak-Anak, sembari menunggu anak perempuan beres-beres mukena, Pak Kambali ingin menyampaikan Daily Activity yang dikirim oleh bapak/ibu guru,” jelas Pak Kambali. “Inara berbagi pulpen kipas kepada teman-teman putrinya. Alhamdulillah, terima kasih, Mbak Inara,” puji pak Kambali. “Rara tidak ikut berdoa sesudah salat Zuhur berjemaah. Rara bersedia melaksanakan konsekuensinya yakni berdoa sendiri di akhir rangkaian kegiatan,” lanjut Pak Kambali.

“Astaġfirullah,” sahut beberapa murid.

“Yang dilakukan Mbak Rara bagus enggak, Teman-Teman?” tanya Pak Kambali.

Para murid ada yang menjawab enggak bagus, ada pula yang menjawab bagus.

“Yang dilakukan Mbak Rara bagus, Teman-Teman. Karena Mbak Rara tahu konsekuensinya. Dia juga berusaha lebih baik lagi, yaitu berdoa sendiri di akhir. Setelah diingatkan, dia memperbaiki diri. Terima kasih, Mbak Rara,” puji Pak Kambali dengan mengacungkan jempol.

Siang itu, Pak Kambali merefleksikan Daily Activity dua hari, yaitu Hari Senin (25/3/024) dan Selasa (26/3/2024). Setelah dirasa cukup, Pak Kambali mempersilakan kapten kelas 1 dan kelas 2 untuk maju memimpin doa.

Usai berdoa, kapten kembali duduk di karpet.

“Baris 3 putri,” instruksi pak Kambali mempersilakan para murid kembali ke kelas.

Para murid bersegera ke kelas untuk mengambil tas. Ada beberapa yang sudah dijemput, ada juga yang belum dijemput. Mereka yang belum dijemput mengisi waktu dengan bermain, mendaras jilid, membaca buku, dan lainnya.

“Qaleed, ajarin aku, yuk!” pinta Kennard.

Kennard baru saja naik ke jilid 6. Hari itu ia baru sampai halaman 2. Sementara, Qaleed sudah sampai halaman 35 jilid yang sama. Ken termasuk kelompok BAQ Ustaz Adhit. Sedangkan Qaleed, kelompok BAQ Ustaz Aruf.

Kennard melafazkan baris pertama.

“Jangan putus-putus, Ken! Enggak boleh sama Ustaz,” tegur Qaleed.

Kennard bersegera memperbaiki bacaannya.

Melihat pemandangan itu, Bu Guru amat bersyukur. Apa yang dilakukan Ken dan Qaleed, layaknya seorang guru dan murid. Ken membaca jilid, sedangkan Qaleed menyimak bacaan Ken. Tanpa disadari, ternyata Qaleed sudah mengamalkan ilmu yang ia dapat. Selain itu, mereka telah mengamalkan pesan bapak/ibu guru untuk saling berbagi. Masyaallah.

Bagikan:
4 thoughts on “Seperti Guru-Murid”
  1. Sharing is caring the say, and you’ve done a fantastic job in sharing your knowledge on your blog. It would be great if you check out my page, too, at Seoranko about Data Mining.

  2. Great site with quality based content. You’ve done a remarkable job in discussing. Check out my website Webemail24 about Cooking and I look forward to seeing more of your great posts.

  3. alhamdulillah semoga bisa selalu mengingatkan dan membantu dalam hal kebaikan

  4. Masyaallah, anak-anak hebat. Semoga selalu istikamah dalam menjalankan kebaikan.

Comments are closed.

Scan the code