Rabu malam (20/03/2024) pukul 21.00, Ustaz Aruf mengirim pesan di grup WhatsApp Sekolah. Pesan tersebut berisi rundown kegiatan esok hari. Kegiatannya cukup padat. Selain KBM reguler, ada pula kegiatan bersama tim Kafilah Dakwah SMP Islam Hidayatullah, serta khataman Al-Qur’an.

Rabu siang, sebelum pulang, Bu Wiwik menyampaikan informasi itu kepada murid-muridnya. Kali ini, Bu Wiwik meng-highlight tentang khataman. Tentang Kafilah Dakwah telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.

“Teman-Teman, sejak beberapa bulan lalu, Bapak Ibu guru membaca Al-Qur’an bersama-sama. Membacanya saling simak. Dan sebelum membaca, Bapak Ibu Guru meniatkannya untuk kita semua. Bahkan, disebutkan nama kalian satu per satu,” terang Bu Wiwik.

“Iya, saya pernah lihat waktu di musala,” ujar Rama.

Bu Wiwik tersenyum dan melanjutkan penjelasannya, “Alhamdulillah, hari ini tadi, membacanya sudah selesai. Insyaallah, besok akan diadakan ….”

Belum sempat Bu Wiwik menyelesaikan kalimatnya, Rara menyergap, “Khataman!”

“Betul sekali, Mbak Rara. Jadi, besok setelah belajar dengan kakak-kakak SMP, kita akan melaksanakan khataman di musala,” imbuh Bu Wiwik mengakhiri informasi.

***

Usai khataman, murid-murid istirahat, kemudian salat Zuhur berjemaah. Selama Ramadan, doa pulang dilaksanakan di musala. Serentak kelas 1 dan 2. Setelah anak-anak pulang, para guru mengikuti koordinasi di musala. Pak Kambali yang memimpin. Beliau meminta setiap guru untuk duduk menyebar dengan jarak minimal 1 meter.

“Bapak/Ibu, silakan membaca surah Ar-Ra’d mulai dari ayat pertama. Membacanya sebagaimana Bapak Ibu membaca Al-Qur’an sehari-hari. Kecepatannya disesuaikan kemampuan masing-masing. Adakah yang perlu diperjelas?”

Senyap.

“Baik, kita mulai, nggih. Hitungan ketiga membaca taawuz.”

Semua guru membaca surah yang diminta Pak Kambali. Beberapa menit kemudian, beliau memberi aba-aba berhenti. Setelah itu, Pak Kambali menanyai setiap guru tentang capaian membaca masing-masing.

***

Jumat pagi, Pak Kambali menyampaikan informasi di grup WhatsApp bahwa koordinasi hari itu diadakan pada pukul 12.45—13.00. Biasanya, tadarus dan koordinasi singkat dilaksanakan setiap pagi pukul 07.30 hingga jelang bel mulainya KBM berbunyi. Kebetulan hari itu bertepatan dengan pengambilan rapor tengah semester. Pagi harinya bisa dimanfaatkan oleh para guru untuk bersiap menyambut orang tua murid.

Tepat pukul 12.45 koordinasi dimulai. Pak Kambali memaparkan data. Rupanya, kegiatan Kamis siang kemarin adalah tes diagnostik guru dalam kecepatan membaca Al-Qur’an. Hampir setiap guru memiliki capaian yang berbeda satu sama lain, kecuali Bu Eva dan Pak Kambali. Beliau berdua memiliki capaian membaca yang sama.

“Bapak/Ibu, berdasarkan data tersebut, maka membaca Al-Qur’an kita untuk periode ini kita laksanakan sesuai capaian masing-masing. Membacanya di ruangan masing-masing. Dimulai besok.”

***

Mendapati kondisi demikian, Bu Wiwik sangat terkesan. Setidaknya, ada dua hal yang ia garis bawahi. Pertama: bertindak by data. Pemerolehan datanya juga sangat akurat dan objektif. Benar-benar sesuai kenyataan. Kedua: diferensiasi. Dari data yang didapat, Pak Kambali lantas mengambil tindakan sesuai kondisi dan kemampuan masing-masing guru.

Bu Wiwik merasakan sendiri begitu nyamannya menerima tugas yang diberikan. Ia percaya diri dalam melaksanakan tugas. Ia juga tidak merasa tertekan. Dan yang paling penting adalah, Bu Wiwik tidak merasa dibebani dengan target yang tak mampu ia jangkau.

Bu Wiwik lantas merefleksikan apa yang ia alami. Ia membayangkan murid-muridnya. Betapa beruntungnya mereka jika dalam belajar juga mendapatkan perlakuan yang demikian. “Semoga, kami—para guru—bisa belajar lebih peka lagi dalam memahami keunikan murid-murid kami.” (A2)

Bagikan:
10 thoughts on “Diferensiasi”
  1. Tiap hari membaca Al-Qur’an. Itu salah satu yang hendak kita tanamkan kepada murid-murid. Guru-guru memulainya, sebagai keteladanan. Tak mengapa baru sebatas membaca teknik. Itu pun bernilai ibadah, termasuk kebaikan. Dan melakukanny secara berkesinambungan memberi asa yang lebih: membaca pemahaman.

  2. Alhamdulillah, semoga selalu istikamah dalam melakukan kebaikan.

Comments are closed.

Scan the code