Enam bulan berlalu. Semester genap tahun ajaran 2023/2024 menanti. Cukup banyak kegiatan yang direncanakan. Pak Kambali menyampaikan penanggung jawab setiap kegiatan tersebut dalam koordinasi Sabtu pagi (30/12/2023) ini—koordinasi terakhir di tahun 2023.

Agenda terdekat adalah MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) semester genap. PJ-nya: Bu Wiwik. ­Rundown kegiatan telah tersusun. Bu Wiwik menekankan bahwa rundown itu sifatnya fleksibel. Guru boleh mengubah atau memodifikasi sesuai kondisi dan kebutuhan.

Sudah menjadi kebiasaan klasik bahwa murid-murid butuh masa peralihan setelah libur panjang. Itulah tujuan MPLS ini. Memberikan kesempatan kepada murid-murid untuk mempersiapkan diri kembali tune in pada KBM. Mata acara disusun sedemikian rupa sehingga murid-murid tidak kaget menghadapi awal semester.

“Bapak/Ibu, agar semakin meriah, bagaimana jika kita menghias Sekolah untuk menyambut anak-anak besok? Ada usulan?” tanya Bu Wiwik.

“Iya, bagus itu, Bu,” timpal Pak Kambali.

“Kami boleh membeli apa saja yang dibutuhkan, nggih, Pak?”

“Silakan. Nanti tinggal minta Bu Ambar,” dukung Pak Kambali.

Koordinasi berakhir. Peserta rapat melanjutkan aktivitas masing-masing. Ustaz Aruf mengecek speaker dan mikrofon. Bu Eva dan Bu Wiwik merapikan kelas. Begitu pula Bu Shoffa.

Bu Eva melepas pom-pom kertas sisa dekorasi Ekshibisi beberapa waktu lalu. Melihat itu, Bu Wiwik jadi punya ide dekorasi sederhana untuk menyambut awal semester. Setelah kelas rapi, bersama Bu Eva, Bu Wiwik membeli bahan-bahan yang dibutuhkan. Tak perlu pengajuan, apalagi proposal.

Kebijakan Sekolah yang suportif dan adaptif seperti ini sangat mempermudah semua pihak. Asal tujuannya jelas, memberi manfaat, dan memungkinkan untuk dijalankan, why not? Sudah saatnya mengarusutamakan hal-hal yang sifatnya substantif ketimbang menghabiskan energi hanya untuk hal teknis.

Bagikan:
240 thoughts on “Why Not”

Comments are closed.

Scan the code