Rabu (09/08/2023), pagi-pagi tas Sultan masih tergeletak di dekat pintu. Pertanda, Sultan belum menata isi tasnya di laci. Tak seperti biasanya, hari itu Sultan tampak murung sambil menggambar di buku garis tiga. Bu Shoffa, yang melihat kejadian itu, langsung menghampirinya.

“Sultan lagi apa?” tanya Bu Shoffa.

Yang dipanggil pun bergeming.

“Sultan…,” panggil Bu Shoffa kembali.

Respons Sultan masih sama, tidak menjawab.

Akhirnya Bu Shoffa berpikir dan teringat kejadian pagi, sebelum Bu Shoffa berangkat ke sekolah. Kemudian, Bu Shoffa menyodorkan jempol kirinya yang berlumur pasta gigi sambil bertanya, “Sultan tahu enggak, ini apa?”

“Apa, Bu Shoffa?” Sultan akhirnya melirik dan merespons.

“Ini pasta gigi,” jawab Bu Shoffa.

Emang kenapa, Bu?” tanya Sultan penasaran.

“Sultan mau tahu? Kalau Sultan mau tahu, minta tolong tasnya ditata dulu, ya, setelah itu Bu Shoffa kasih tahu.”

Oke, Bu,” sahut Sultan sembari mengambil tasnya.

Setelah isi tas tertata di laci, dan tasnya disimpan di loker, Sultan kembali ke kursinya. Dan Bu Shoffa pun menepati janjinya.

Bu Shoffa bercerita, “Jadi, setiap pagi, Bu Shoffa selalu membuka gorden jendela rumah. Seperti biasa, kala membuka gorden, ruangan masih gelap. Nah, tadi pagi ketika membuka gorden, tiba-tiba Bu Shoffa merasa kesakitan. Saking sakitnya, Bu Shoffa mengaduh sambil mengucapkan istigfar. Tanpa pikir panjang, Bu Shoffa langsung menghidupkan lampu. Ternyata, di gorden ada tawon. Jadi, tadi Bu Shoffa kesakitan, disebabkan jarinya disengat tawon.”

Sejenak, Bu Shoffa menghentikan ceritanya. Ia mengamati wajah Sultan. Ternyata, Sultan masih tampak antusias. Kemudian, Bu Shoffa memberi pertanyaan kepada Sultan, “Sultan, tahu enggak, kira-kira setelah itu, tawonnya Bu Shoffa apakan?”

Dibiarin,” jawab Sultan.

“Kenapa dibiarin?” tanya Bu Shoffa penasaran, karena jawaban Sultan di luar dugaan.

Kan hewan itu ciptaan Allah. Kalau hewan itu menyakiti manusia, nanti hewannya kan dihukum Allah,” jawab Sultan mantap.

“Masyaallah, Sultan cerdas sekali. Sultan tahu itu dari mana?”

“Dari TV,” jawab Sultan tersenyum sampai kelihatan giginya.

Belum sempat Bu Shoffa melanjutkan pertanyaan, tiba-tiba bel masuk berbunyi. Itu sebagai tanda percakapan antara Bu Shoffa dan Sultan berakhir. Bu Shoffa sangat bahagia. Pagi itu, berhasil memecah kemurungan Sultan. Dengan bercerita pengalaman nyata. Tanpa harus bersusah payah mengarang cerita fiktif. Sekaligus Bu Shoffa bisa menjajaki pemahaman muridnya.

Bagikan:
8 thoughts on “Mengalihkan Perhatian”

Comments are closed.

Scan the code