Pagi-pagi begitu, menyambut anak-anak datang ke Sekolah menjadi suatu kebahagiaan tersendiri bagi saya. Melihat semangat mereka seakan ikut terbawa. Bahkan tak jarang, anak-anak yang datang gasik-lah yang menyambut guru.

Sebagian anak yang datang, sudah bersiap baris di selasar. Mereka berlomba-lomba agar menjadi barisan pertama. Terkadang sampai berebut. Padahal jarak menuju bel masuk masih 20 menitan. Sesekali kami mengingatkan agar menggunakan waktu luangnya untuk bermain atau aktivitas lain. Ternyata tawaran tersebut belum cukup menggiurkan.

Satu per satu anak berdatangan. Salam, salim, meletakkan sepatu, lalu menata isi tas. Satu anak menghampiri.

“Kapten kelasnya siapa?” tanya Mika kepada saya.

“Kaptennya Mika,” jawab saya

“Yee … Mika jadi kapten,” ekspresinya lucu dan riang sekali.

Hampir setiap hari Mika selalu menanyakan jadwal yang menjadi kapten hari itu. Ia sempat menginginkan jadi kapten lagi selang sehari setelah menjadi kapten. Sepertinya Mika ketagihan. Ternyata anak-anak merasa senang jika diberi tanggung jawab.

Bel tanda masuk berbunyi. Anak-anak sudah berbaris rapi. Paling satu atau dua anak yang kadang fokusnya terganggu. Kapten sudah terlihat siap. Tiga guru juga sudah menempatkan diri untuk bersalaman dengan anak-anak. Mika tak langsung memberi aba-aba.

“Ini tangan kanan?” tanya Mika kepada saya sembari mengangkat tangan kanannya.

“Iya, betul Mas Mika,” saya tersenyum, lalu teringat akan suatu hal.

Beberapa hari lalu, Mika menjadi kapten. Ketika menunjuk barisan yang paling rapi, Mika menggunakan tangan kirinya. Lalu saya memintanya untuk menunjuk ulang menggunakan tangan kanan.

Ternyata kejadian itu masih diingatnya dengan baik. Ia begitu cermat, lalu inisiatif mengonfirmasi. Khawatir mengulang kekeliruannya. Terkadang perfeksionisnya tampak. Contoh lain adalah ketika menulis. Ia sering menghapus tulisannya dan menulis ulang sampai benar-benar sesuai. Meskipun gurunya memberi keringanan karena bel istirahat sudah berbunyi. Ia tetap keukeuh menyelesaikannya.

***

Saat hendak menunjuk barisan, Mika berpikir agak lama. Ia menjatuhkan pilihannya ke barisan anak putri. Anak putri telah selesai bersalaman dengan Bapak/Ibu Guru dan kapten. Mika kembali memastikan. Ia menarik lengan baju saya sembari berbisik, “Bu Eva, ini tangan kanan?”

“Iya, Mas Mika,” saya dan Bu Wiwik berusaha menahan tawa melihat tingkah lucu muridnya itu.

Hari itu, Mika melaksanakan tugasnya dengan sangat baik. Ia benar-benar berkomitmen. Tak hanya memberi aba-aba di depan. Tapi juga menjadi contoh dan mengingatkan temannya yang belum tertib. Hal itu termasuk bonus yang diharapkan guru dari adanya kapten bergilir. Yang terpenting adalah membangun kepercayaan diri anak terlebih dahulu.

Mika mendapat giliran bermain suit penjumlahan.
Bagikan:
28 thoughts on “Cermat”
  1. Профессиональный сервисный центр по ремонту радиоуправляемых устройства – квадрокоптеры, дроны, беспилостники в том числе Apple iPad.
    Мы предлагаем: сервисный центр квадрокоптеров
    Наши мастера оперативно устранят неисправности вашего устройства в сервисе или с выездом на дом!

  2. Профессиональный сервисный центр по ремонту сотовых телефонов, смартфонов и мобильных устройств.
    Мы предлагаем: создать сайт по ремонту телефонов
    Наши мастера оперативно устранят неисправности вашего устройства в сервисе или с выездом на дом!

Comments are closed.

Scan the code