Bisikan

Kamis (01/08/2024). Hari keempat pelajaran BAQ pada tahun ajaran baru 2024/2025. Pukul 07.15. Suara bel pergantian pelajaran menggema di seluruh penjuru SDIH 02. Waktu pelajaran BAQ kelas 1 tiba. Ustaz Aruf segera mengakhiri tahfiz pagi di kelas 3 dan menuju ke musala—tempat BAQ-nya kelompok Ustaz Aruf kelas 1. Tak berselang lama, anak-anak dari kelompok BAQ Ustaz Aruf berdatangan.

“Assalamu’alaikum,” salam dari beberapa anak yang memasuki musala.

“Wa’alaikumussalam,” jawab Ustaz Aruf.

Anak-anak yang sudah masuk musala terlebih dahulu, bersegera mengambil meja mengaji. Kemudian menatanya di dekat meja Ustaz.

Pembukaan pelajaran BAQ pun dimulai. Tiba waktunya berdoa.

“Kapten hari ini, Mas Azka, ya?” pinta Ustaz Aruf.

“Siap, Ustaz,” jawab Azka.

“Ayo, silakan, Kapten.”

Azka menganggukkan kepala.

“Sikap berdoa,” instruksi Azka.

“Sikap berdoa,” jawab Ustaz Aruf dan semua anak dengan sikap yang siap.

Azka terdiam. Tampak kebingungan.

“Kok Azka diam, tidak dilanjutkan instruksi berdoanya? Oh, iya, anak-anak kelas 1 mengikuti pelajaran BAQ baru 4 kali. Mungkin belum hafal dan terbiasa dengan instruksi berdoa,” batin Ustaz Aruf.

Ustaz Aruf pun hendak membimbing kapten. Tiba-tiba, Elqeil, yang duduk di samping Azka, membisiki Azka, “Tangan diangkat.”

Azka pun seketika melanjutkan instruksinya, “Tangan diangkat.”

“Tangan diangkat,” balas Ustaz Aruf dan anak-anak.

Azka terdiam dan kebingungan lagi. Elqeil, lagi-lagi membisikinya. Kejadian itu berlangsung sampai instruksi berdoa selesai.

Ustaz Aruf, yang melihatnya, seketika merasa senang. Ustaz Aruf sengaja membiarkan Elqeil membisiki Azka. Ustaz Aruf menganggap itu salah satu hal baik. Ustaz Aruf berharap dalam jiwa anak-anak tertanam rasa kepedulian yang tinggi. Dengan kesadaran yang dimiliki, ketika ada sesuatu yang membutuhkan bantuan, raganya otomatis bergerak untuk menolongnya. Elqeil, dengan usia masih sangat belia, telah mempraktikkan langsung di hadapan Ustaz Aruf. Bahkan tanpa diinstruksi.