“Teman-Teman, Ustaz Aruf izin cerita sebentar, ya,” pinta Ustaz Aruf usai tahfiz pagi. “Jadi, zaman Nabi dahulu, ada orang-orang yang disiksa di dalam kubur. Ada yang tahu kira-kira kenapa?” lanjut Ustaz Aruf.
Para murid berlomba mengacungkan jarinya.
Beberapa dari mereka ditunjuk untuk menjawab. Namun, jawaban para murid belum sesuai yang dimaksud sang guru.
“Jadi, Teman-Teman, salah satu orang yang disiksa dalam kubur yaitu saat kencing, ia kurang berhati-hati dalam bersucinya. Sehingga belum tuntas menyucikannya,” jelas Ustaz Aruf.
“O, ya, Ustaz. Aku baru inget!” sela Daffa.
Rabu (24/7/2024) hari ketiga para murid memasuki masa MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Untuk murid kelas 3 lebih ditekankan pada penguatan pembiasaan baik yang telah dilakukan. Salah satunya simulasi BAB/BAK.
“Teman-Teman, ada yang masih ingat? Caranya BAB/BAK dengan baik dan benar?” pancing Bu Shoffa sebelum memulai simulasi.
Para murid riuh, ingin menjawab yang dimaksud gurunya.
“Bu Shoffa tunjuk, yang angkat tangan tanpa suara!” aba-aba sang guru. “Silakan, Ridho!” lanjutnya.
“Lepas celananya, terus digantung. Setelah itu itu BAB/BAK. Kalau sudah selesai, disiram air banyak sampai bau dan warnanya hilang. Terus pakai celananya,” jawab Ridho.
“Oke, Mas Ridho!” jawab Bu Shoffa. “Ada yang mau melengkapi jawaban Ridho?” tanya Bu Shoffa.
“Silakan, Ken.”
“Izin ke toilet. Masuk toilet pakai kaki kiri. Lepas celananya, terus digantung. Setelah itu BAB/BAK. Kalau sudah selesai, disiram air banyak sampai bau dan warnanya hilang. Terus pakai celana. Keluar kaki kanan dahulu,” jawab Ken.
“Oke, Ken!” jawab Bu Shoffa. “Ada yang mau melengkapi jawaban Ken?” kejar Bu Shoffa.
Para murid hening.
“Biasanya kalau kalian di kamar mandi pakai celananya, gimana, ya?” pantik Bu Shoffa. “Silakan, Naufal! Sini! Boleh maju ke depan,” lanjutnya sembari memberikan celana untuk praktik.
Naufal mempraktikkan cara memakai celana saat di toilet. Pertama, ia memakai celana. Setelah itu, badannya disandarkan ke dinding. Kemudian, ia melepas celananya.
“Gimana, Teman-Teman? Betul yang dicontohkan Naufal?” tanya Bu Shoffa.
Beberapa murid membenarkan. Ada juga yang belum sependapat dengan Naufal. Salah satunya, Hafidz. Menurutnya, saat memakai celana, celananya terkena lantai. Ada kemungkinan terkena najis.
Bu Guru tak ingin menyerah. “Adakah para murid masih menerapkan cara BAB/BAK yang baik dan benar agar terhindar dari najis?” batin Bu Shoffa harap-harap cemas.
“Silakan, Qaleed,” lanjutnya.
Qaleed mempraktikkan cara memakai celana saat di toilet. Caranya hampir sama dengan yang dilakukan Naufal. Namun, ia lebih hati-hati. Sehingga celananya tidak mengenai lantai.
“Seperti itu betul, Teman-Teman?”
“Betul!” jawab para murid serempak.
“Betul sekali! Tapi, perlu diingat, Teman-Teman. Ini kita kan praktiknya di kelas. Apalagi ada karpet, nih. Jadi, tidak licin. Nah, misal kalian bayangkan, nih. Kalian ke kamar mandi di tempat umum dan lantainya licin. Kira-kira, gimana, ya?” tanya Bu Shoffa.
Tinggal Langit seorang yang angkat tangan. Ia pun dipersilakan mempraktikkan caranya.
Langit langsung memakai celana itu. Tak disangka, ia melipat celananya, sama persis seperti saat persiapan wudu.
Melihat hal itu, Bu Shoffa seperti mendapatkan angin segar. “Semoga kali ini berhasil,” harapnya lirih.
“Ah, kelamaan, Ngit! Keburu pengin pipis,” sergah seorang murid.
Langit, dengan santai masih melanjutkan caranya. Dan berhasil.
Saat dilepas, celananya sama sekali tidak menyentuh lantai..
“Masyaallah. Keren, Langit!” puji sang guru. “Anak-Anak, masih inget, enggak? Dulu waktu kelas 2 sama Ustazah Layla waktu simulasi BAB/BAK?”
Beberapa murid mengiyakan. Ada juga yang lupa dengan simulasi tersebut.
Bu Guru pun mengajak murid-murid merefleksikan cara BAB/BAK yang baik dan benar dari awal sampai akhir. Setelah dirasa cukup, mereka praktik satu per satu langsung di toilet. Anak putri dengan Bu Shoffa dan anak putra bersama Ustaz Aruf. Bu Puput membersamai para murid di kelas yang sedang mengerjakan prakarya.
startup talky I really like reading through a post that can make men and women think. Also, thank you for allowing me to comment!
I just wanted to express my gratitude for the valuable insights you provide through your blog. Your expertise shines through in every word, and I’m grateful for the opportunity to learn from you.
masyaallah semoga dengan adanya simulasi BAB / BAK dapat membantu anak-anak dalam menjaga diri dari najis