“Setiap hari, tenda anak-anak dinilai sama Bu Eva. Nanti dicatat,” ungkap Bu Wiwik.
Kegiatan “Collaborative Camp” dinilai setiap hari. Anak-anak sudah dijelaskan perihal itu. Dinilai dari kerapiannya, kebersihannya, hiasannya, dan kekompakan kelompok. Tak hanya hal baik, hal yang kurang pas juga akan menjadi catatan. Supaya bisa dilakukan evaluasi setiap hari.
Kelompok Es Krim sudah mulai menghias tenda. Dibubuhkan di samping dan bagian atap tenda. Elora membuat hiasannya di rumah. Alisha, Nafiza dan Dea membuat di sekolah selepas pulang. Karena sudah telanjur dijemput, Alisha melanjutkan di rumah. Keesokannya, ia menempelkannya di tenda.
Berkat kelompok Es Krim, kelompok lain jadi terpantik untuk membuat hiasan juga. Disusul kelompok Brokoli, jua kelompok Bayam. Baru kelompok putri yang bersemangat. Sementara, kelompok putra sepertinya belum tertarik.
Istirahat kedua, Senin (05/02/2024), seusai mengerjakan soal matematika, Rafa lupa membereskan tempat pensilnya. Ia meninggalkannya di dalam tenda, di luar tas. Saat bel berbunyi, Rafa langsung keluar dari kelas untuk bermain.
“Bu, tempat pensilnya Rafa belum diberesin,” lapor Vano.
“O, ya? Rafanya ke mana?” selidik Bu Eva.
“Udah keluar, Bu. Saya beresin aja, ya, Bu.” Lanjut Vano.
Lantas, Vano betul-betul mengembalikan tempat pensil Rafa ke dalam tas. Ia lanjut bermain setelahnya.
Bel tanda masuk sudah berbunyi. Rafa masuk kelas.
“Raf, tadi kotak pensilmu lupa belum dikembalikan, tapi udah aku beresin,” terang Vano.
Rafa tampak kebingungan, tapi ia tetap mengucapkan terima kasih kepada Vano.
“Makasih, ya, Van.”
Bisa jadi, ini juga bagian dari kolaborasi. Saling membantu dan mengingatkan dalam tim.
Bu Eva merasa teduh menyaksikan aksi baik Vano dan Rafa. Vano memilih mengambil peran, daripada harus berteriak memanggil Rafa. Membereskan tempat pensil memang bukan perkara yang sulit dilakukan. Namun, inisiatif dan niat baik dalam diri anak-anak itu yang istimewa bagi guru.
Kolaboratif yang bagus. Saling mengingatkan terhadap sekitar dan berinisiatif baik.