Bapak/Ibu Guru, Staf TU, dan seluruh anak kelas 1 telah hadir. Saya memulai acara. Sekadar prolog dan memotivasi anak-anak.

“Anak-Anak, Alhamdulillah, Bapak/Ibu yang hadir di ruangan ini telah menyelesaikan membaca Al-Qur’an. Hari ini kita mengadakan khataman.”

“Berarti, setelah ini ga perlu baca Qur’an lagi, dong?” Langit menyeletuk.

“Kok begitu?”

Lha, kan sudah selesai dibaca?”

Dalam hati, saya terkejut. Namun, saya berusaha tampak biasa dan wajar menanggapi pertanyaan Langit. Itu pertanyaan yang sangat logis. Sekaligus menunjukkan cara bernalar Langit.

Memang Bapak/Ibu—saya, Ustaz Adhit, Bu Wiwik, Ustazah Layla, dan Bu Ambar—telah selesai membaca Al-Qur’an. Tidak dalam satu waktu. Dimulai Sabtu, 7 Januari 2023 sampai dengan Rabu, 15 Februari 2023. Hanya pada hari kerja. Dijadwalkan pukul 14.45—15.00. Kecuali Sabtu, terjadwal pukul 07.00—07.15. Bertempat di ruang Kepala Sekolah.

Dalam kenyataannya, waktu yang telah dijadwalkan tidak selalu sesuai. Apalagi pada hari-hari tersebut, waktu masuk Asar melebihi pukul 15.00, bahkan hingga pukul 15.16. Namun, durasi 15 menit relatif terlaksana secara konsisten. 

Bapak/Ibu yang membaca Al-Qur’an juga dipersyaratkan tidak sedang uzur. Baik uzur karena sedang haid maupun karena sedang mendapat tugas mendesak dari Sekolah atau Lembaga. Bila hanya tersisa satu orang yang memenuhi syarat, tadarus ditiadakan. Jika setidaknya ada 2 orang yang memenuhi syarat, tadarus dijalankan. 

Jumlah halaman yang dibaca oleh tiap-tiap orang tidak sama. Disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi saat itu. Ada yang membaca 4 halaman, 6 halaman, 7 halaman, dan ada pula yang membaca 10 halaman.

Sebelumnya, Bapak/Ibu juga telah mengkhatamkan Al-Qur’an di ruang Guru/TU. Mulai dari Jumat, 2 Desember 2022 sampai dengan Rabu, 4 Januari 2023. Saat acara khataman juga dihadirkan seluruh anak kelas 1. Langit pun hadir. Khataman dilaksanakan pada Kamis, 5 Januari 2023. Pukul 12.30—13.30. Bertempat di ruang Guru/TU.

Adapun khataman yang bertempat di ruang Kepala Sekolah dilaksanakan pada Jumat, 17 Februari 2023. Dan saat itulah Langit mengajukan pertanyaan tak terduga. Bila tidak dijelaskan, ada risiko sejumlah anak memahami sebagaimana yang disampaikan Langit. Saya sudah sangat yakin: harus ada penjelasan yang tuntas. Tetapi itu membutuhkan waktu yang panjang. Saya lirik jam dinding di sebelah kanan saya. Pukul 13.10. Tinggal 20 menit. Padahal mata acara lainnya belum terlaksana. Kalau saya paksakan, kemungkinan besar waktunya molor. Akhirnya saya pilih penjelasan singkat.

“Sebelum ini, Mas Langit sudah ikut khataman di ruang Guru/TU. Waktu itu Bapak/Ibu juga telah selesai membaca Al-Qur’an. Dan setelah itu, Bapak/Ibu masih terus membaca Al-Qur’an, hingga hari ini kita dapat mengadakan khataman. Jadi, sebaiknya kita setiap hari membaca Al-Qur’an.”

“Terus, kapan berhentinya?” 

“Tiap hari kita usahakan membaca Al-Qur’an. Kalau bisa kita tidak berhenti membaca Al-Qur’an, kecuali kita sudah mati. Jadi, kalau Mas Langit sudah tidak membaca Al-Qur’an, berarti Mas Langit sudah ….

“Mati,” jawab Langit sambil tertawa lepas. (A1)

Bagikan:
8 thoughts on “Tiap Hari”

Leave a Reply

Scan the code