Senin, 6 Januari 2025, adalah hari pertama masuk sekolah untuk semester genap tahun ajaran 2024/2025. Anak-anak datang satu per satu memasuki gedung baru Sekolah. Walaupun setelah libur cukup panjang, alhamdulillah, tanpa diminta mereka masih menerapkan kebiasaan baiknya saat memasuki gedung. Yaitu berjalan menunduk dan salim dengan Bapak Ibu guru.
Kegiatan hari itu cukup padat. Diawali dengan tahfiz, dilanjutkan dengan senam bersama, mini game, pembiasaan Duha, school tour, dan salat Zuhur berjemaah. Anak-anak terlihat gembira di hari pertamanya. Dilihat dari antusiasnya saat melaksanakan kegiatan. Karena memang hari itu adalah hari pertama masuk sekolah setelah liburan sekaligus hari pertama menempati gedung baru.
Jam pulang pun tiba. Saya tidak mendampingi anak-anak untuk persiapan pulang dan salim sebelum pulang. Saya berada di lobi untuk mengemas peralatan bel sementara yaitu laptop dan sound system. Hari itu bel gedung baru belum bisa dioperasikan karena perlengkapannya belum semua siap.
Di tengah saya berkemas-kemas, ada dua anak yang sudah bersama penjemputnya. Anak itu kembar. Mereka adalah Gabi dan Adys. Gabi sedang berdialog dengan penjemputnya. Saya tidak terlalu memperhatikan dialog tersebut. Sedangkan Adys, berjalan perlahan di belakang Gabi dan melirik ke arah saya sambil berseru, “Ustaz,” dengan mengulurkan tangan ke saya dan senyum manis dari bibirnya.
“ Oh, iya,” jawab saya, sambil menyambut ajakan salim Adys.
Batin saya, “Masyaallah.” Sudah waktunya pulang. Penjemput juga sudah datang. Namun, Adys masih menyempatkan salim kepada gurunya. Bukan karena diminta, apalagi dipaksa. Ia melakukannya dengan sukarela.
Sikap Adys sangat layak diapresiasi. Salim kepada gurunya bukanlah sesuatu yang payah, bukan juga pekerjaan yang berat. Untuk itu Adis melakukannya. Semoga Adys istikamah dalam hal baik ini dan semoga hal baik tersebut senantiasa dicontoh oleh teman-temannya. Amin.