“Bu, boleh diganti?” tanya Rayya sembari menunjuk ke arah papan tulis. Rayya menghampiri saya, yang sedang membersamai anak-anak membaca buku. Tak lupa, saat bertanya, ia membungkukkan badannya.
Rayya memberitahu bahwa hari dan tanggal yang tertulis di pojok kiri bagian atas belum diganti menjadi hari ini (Selasa, 17/9/2024).
Saya pun mengangguk.
“Gimana caranya, Bu?” tanya Rayya sekali lagi. Ia juga menunjukkan gestur melalui gerakan tangannya.
“Rayya, boleh kok pakai kursi ini,” saran saya sambil menunjuk kursi mungil berwarna merah dengan ukuran: panjang 40 cm, lebar 36 cm, dan tinggi 51 cm.
Spontan Rayya girang. Ia langsung mengangkat kursi mungil ke arah pojok kiri papan tulis.
“Permisi,” ucap Rayya melewati teman-temannya yang sedang asyik membaca buku.
Mereka merespons dengan memberi jalan kepada Rayya.
Saya tersenyum dibuatnya. Masyaallah.
Tak sampai di situ, saat menulis hari, Rayya baru menuliskan kata ‘Se’. Ia tampak kebingungan dalam melanjutkan ejaan kata. Ia menoleh. Mencari bantuan. Berharap gurunya memberikan jawaban yang dimaksud.
Belum sampai saya respons, Daffa, yang berada tidak jauh dari Rayya, berseru, “La, Ray!”
Rayya menoleh ke belakang. Namun, ia masih kebingungan.
Daffa tak patah semangat. Ia masih membantu mengeja lasa. Sampai pada akhirnya, “Sini, tak bantu, Ray,” ucap Daffa seraya mendekati Rayya.
Masyaallah. Terima kasih, Rayya dan Daffa. Semoga Allah mudahkan kalian dalam menebar manfaat. Amin.