Kamis (1/12) hari pertama PAS (Penilaian Akhir Semester). Penilaian ini memang bersifat sumatif. Setelahnya akan dilanjutkan penyampaian laporan hasil belajar selama satu semester. Anak-anak terjadwal pulang pukul 10.45.

Di ruangan, saya masih di depan laptop. Akhir semester begitu padat kegiatan yang mesti saya jalani. Tanggungan yang perlu diselesaikan sangat banyak. Sedang asyik-asyiknya menyelesaikan tugas di depan laptop, tiba-tiba terdengar suara yang mengalihkan perhatian saya. 

“Asalamualaikum,” ucap Adit di depan pintu ruang saya.

Sembari menjawab salam Adit, saya mencoba menerka apa maksud kedatangan Adit. Sekadar main? Menyampaikan aduan? Atau ada keperluan lainnya? Saya perhatikan jam di laptop. Pukul 08.19. Jam istirahat. 

Adit (paling kanan) sedang membaca buku di jam istirahat

Dari pintu ruang, Adit mendekat menuju tempat duduk saya. Jalannya wajar. Tidak berlari. Tidak pula menampakkan sikap terburu-buru. Ia berhenti di depan saya, sembari mengulurkan tangan. Mengajak bersalaman. Saya ulurkan tangan menyambut ajakannya. Saat bersalaman, saya katakan padanya.

“Mas Adit hebat! Masuk ruangan Pak Kambali mengucap salam terlebih dahulu. Mengucapkannya pun di depan pintu sebelum masuk. Tanpa perlu diminta. Dipertahankan, ya. Kalau masuk ruangan orang lain, ucapkan salam terlebih dahulu.”

“Ya, Pak.”

“Ini istirahat?”

“Ya, Pak,” Adit menjawab lalu berjalan ke luar ruangan.

Ternyata Adit sekadar bermain dan bersalaman. Bukan hanya Adit, anak-anak lainnya sering mampir ke ruangan saya, sekadar bersalaman. Dengan senang hati saya menyambutnya. Ini kebiasaan baik yang layak dipertahankan dan dibudayakan. 

Begitu Adit keluar ruangan, sudah ada dua anak yang berdiri di depan pintu. Keduanya hendak masuk ruangan saya. Adit tampak masih berhenti di depan pintu. Lalu ia berseloroh kepada kedua anak yang hendak masuk ruangan saya.

“Ucap salam dulu! Baru bersalaman sama Pak Kambali.”

“Asalamualaikum,” ucap Iqbal dan Raya, dua anak yang baru saja dinasihati oleh Adit.

Saya menjawab salam sambil memperhatikan Adit yang masih berdiri di depan pintu. Beberapa saat kemudian, sejumlah anak ikut mengucapkan salam di depan pintu dan masuk untuk bersalaman dengan saya.

Sesaat saya terpikir: begitu mendapat konfirmasi bahwa mengucap salam sebelum masuk ruangan adalah baik, Adit lalu membagikan kepada teman-teman lainnya. Adakah ini sikap dasar anak tersebut? Ataukah karena mendapat pelajaran dari guru mereka untuk saling mengingatkan dalam kebaikan? Memang para guru sering menekankan agar sesama teman saling mengingatkan. 

Memang belum semua anak melakukan itu. Seperti yang pernah saya alami sebelumnya. Ada anak masuk ruangan tanpa salam. Setelah saya minta untuk diulangai, ia pun mengulanginya. Namun, ia tidak melakukan sebagaimana Adit setelah mendapat konfirmasi bahwa mengucap salam sebelum masuk ruangan adalah hal baik. 

Memang tiap anak mempunyai karakter berbeda-beda. Masing-masing memiliki keunikan yang khas.  Dan guru sudah semestinya terus menggali dan mendalami karakter tiap-tiap anak. Sehingga tepat dalam proses edukasinya. (A1)

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *