“Ustazah, sekarang, ya?” pinta Langit di ruang TU kala itu.

Oke, baiklah,” jawab Bu Layla seketika.

Langit bergegas ke kelas mengambil buku prestasi. Tanpa diminta, dia berencana menyetorkan hafalan surah An-Naba’.  Padahal hari itu hari Selasa. Sedangkan Langit terjadwal menyetorkan hafalannya di hari Senin, Rabu, dan Jumat. Artinya, hari itu bukanlah jadwal Langit menyetorkan hafalannya. Senang hati Bu Layla mendengar permintaan Langit. Meski terjadwal mengetes BAQ siswa kelas 1, Bu Layla melakukan pengondisian agar keduanya dapat berjalan dengan lancar.

“Ini kesempatan emas. Waktu yang berharga. Kenapa tidak?” gumam Bu Layla.

“Langit menunggu di kursi itu, ya, Vira biar menyelesaikan sampai halaman 40,” pinta Bu Layla sambil menunjuk kursi yang ada di depan komputer ruang TU.

“Baik, Ustazah,” jawab Langit sembari menggeser kursinya.

Vira selesai, giliran Langit, yang duduk di depan Bu Layla, untuk menyetorkan hafalannya. Dia tampak siap dan yakin.

“Tugas dari Ustazah berapa ayat, Langit? masih ingat, kan?”, tanya Bu Layla.

“Ingat, Ustazah. Ayat 1—20, kan?”

“Alhamdulillah …,” jawab Bu Layla dengan senang.

Langit selesai menyetorkan hafalannya dengan lancar. Meski satu dua kali diingatkan Bu Layla, masih dalam batas wajar.

“Alhamdulillah, lancar. Terima kasih, Langit, yang sudah semangat dan istikamah murajaah dan menambah hafalannya. Ustazah senang sekali. Semoga Allah selalu memudahkan dan memberkahimu, Nak,” doa Bu Layla.

“Terima kasih, Ustazah. Tapi hafalanku masih harus dipancing-pancing,” gumam Langit.

“Masyaallah, … tidak mengapa. Namun, tetap berlatih mengingat awal ayatnya, ya. Pelan-pelan agar tidak dipancing terus.”

“Aaaa, … tapi susah,” celetuk Langit.

“Kata siapa susah? Qadarullah, nyatanya hari ini Langit bisa, lho, menyetorkan hafalannya sampai 20 ayat. Padahal tugas dari Ustazah hanya 10 ayat. Coba lihat kembali catatan tugas Ustazah,” pinta Bu Layla.

“Oh, Iya, ya,” jawab Langit sambil terheran.

“Nah, terbukti, kan? Allah memudahkan orang yang mau berusaha, Nak. Apalagi berusaha menghafal dan menjaga ayat Al-Qur’an. Karena Langit berusaha, Allah berikan kemudahan. Allah Maha Tahu kalau Langit sungguh-sungguh menghafalnya. Jadi, Allah berikan kemudahan,” nasihat Bu Layla.

“Amin,” jawab Langit dengan senyum khasnya.

Langit sedang menyelesaikan hafalan juz 30. Tinggal selangkah lagi. Semangat Langit yang tiada henti untuk menyelesaikan hafalan mampu mengimplementasikan betapa pentingnya perilaku istikamah. Langit ketagihan untuk beristikamah. Istikamah ringan di bibir, berat dilakukan. Bismillah, … tidak hanya Langit. Semoga kita semua mampu mengimplementasikan keistikamahan seperti Langit. Terima kasih, Langit sudah memberikan inspirasi untuk kita semua.

Bagikan:
One thought on “Ketagihan”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *