Suara riuh terdengar persis di depan gedung SDIH 02. Tepatnya suara pawai khas penyambutan bulan Ramadan. Banyak orang menyebutnya tarhib Ramadan. Dua hari berturut-turut, Kamis dan Jumat, kegiatan serupa berlangsung. Tentunya kami selaku warga SDIH 02 mendengar dengan jelas. Karena posisi gedung yang kami tempati persis menghadap jalan raya sehingga berpotensi terdengar jelas suara-suara yang sumbernya dari jalan raya.

Sekelompok peserta pawai tampak warna-warni dan dihiasi dengan “kembang manggar”. Hiasan khas pawai saat tarhib Ramadan maupun pawai yang lainnya. Suara tabuhan drum band sangat jelas dan membuat konsentrasi anak-anak cukup terganggu. Sehingga Bapak/Ibu Guru mengizinkan siswa untuk sekadar menengok keberadaan pawai tersebut. Termasuk Bu Layla. Memberikan setidaknya 3 menit kepada siswa untuk sekadar melihat keramaian tersebut. Itaf dan Ridho tertarik untuk melihatnya.

Bu Layla menawari Kalynn untuk sekadar menengoknya. Namun, Kalynn lebih memilih untuk tetap di kelas. Kalynn ingin memanfaatkan waktunya untuk melancarkan hafalan materi garib yang diberikan Bu Layla. Materi garib yang diberikan Bu Layla cukup banyak yang harus dihafalkan dan dipahami. Sehingga Kalynn lebih memilih untuk belajar saja. Meski hanya sekian menit.

Alhasil, Kalynn mampu menyetorkan dengan lancar hafalan materi garib yang diberikan oleh Bu Layla. Karena kesungguhan Kalynn, Allah memudahkannya. Semenjak naik ke tingkat garib, Kalynn tampak makin semangat dalam mengaji. Tingkat garib, sementara ini tingkat yang paling tinggi pada KBM BAQ di SDIH 02. Setidaknya, menjadi penyemangat Kalynn bahwa langkahnya tinggal dalam hitungan jari untuk mencapai jenjang persiapan munaqasyah tartil.

Tidak hanya itu, bacaan Al-Qur’an juga menjadi bagian materi mengaji pada tingkat garib. Tentunya sebagai tolok ukur fasahah dan tartilnya bacaan. Sekaligus sebagai ajang melancarkan dan menerampilkan bacaan Al-Qur’an Kalyyn dan teman-teman. Terima kasih, Kalynn. Sudah mampu menahan diri. Sudah mampu mengukur diri. Semangat dan istikamah terus, ya, Nak!

Bagikan:
One thought on “Mengukur Diri”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *