Murid-murid membentuk lempung terigu

Rencana kegiatan pembelajaran selama sepekan tersusun. Sederhana. Beberapa lembar naskah soal untuk latihan pun telah tercetak. Target terpenuhi. Skenario pembelajaran hanya tersimpan di kepala. Tak sempat menuangkannya dalam tulisan. Seyogianya, ketidaksempatan ini bukan dijadikan alasan. Pembelajaran berjalan sesuai dengan yang direncanakan, setidaknya hingga Kamis pagi itu.

“Pak Slamet, minta tolong nanti ambilkan barang-barang di LPI. Sekardus besar,” pinta Bu Ambar kepada Pak Slamet (petugas kebersihan).

Nggih, Bu, habis ini saya ambilkan” jawab Pak Slamet sembari meletakkan segelas teh panas di meja Bu Ambar.

Beberapa waktu kemudian, Pak Slamet datang membawa kardus besar berisi barang-barang kebutuhan sekolah. Bu Wiwik mengecek isinya. Ternyata, barang yang ditunggu-tunggu datang. Bulan lalu, Bu Wiwik mengajukan bahan-bahan untuk membuat dan membentuk lempung terigu.

“Jumat harus eksekusi, nih,” batin Bu Wiwik.

Dalam rencana kegiatan belajar tertulis: Bahasa Indonesia: menulis di buku garis tiga; SBdP: membentuk plastisin. Masih relevan jika bahannya dialihkan. Plastisin diganti terigu dan kawan-kawannya. Jika menggunakan terigu, butuh waktu lebih dari dua jam pelajaran.

“Oke, jam Bahasa Indonesia bisa digunakan,” Bu Wiwik bersenandika.

Sering, dalam pembelajaran, Bu Wiwik belok atau putar arah seperti itu. Menyesuaikan kebutuhan dan kondisi. Kadang, ide tercetus sepersekian detik sebelum eksekusi. Meski demikian, semua ide tetap berfokus pada tujuan yang telah ditetapkan.

Para siswa sedang membuat adonan lempung terigu

Bu Wiwik punya misi terselubung di balik belok arahnya kegiatan pembelajaran Jumat esok. Beberapa waktu lalu, Pak Kambali menyampaikan keluhan terkait kegiatan pembimbingan wudu murid-murid. Sejak siswa terakhir yang lulus tes wudu hingga saat itu, terjeda cukup lama waktunya. Belum ada lagi murid yang diajukan untuk tes. Rupanya perbincangan itu mengerucut pada beberapa kesimpulan, salah satunya: motorik halus murid yang perlu dilatih.

Pelajaran SBdP kali ini difokuskan untuk itu. Menguatkan motorik halus para murid. Jadi, bukanlah hasil membentuk lempung terigunya yang dituju, melainkan proses panjang di dalamnya. Proses itulah yang diharapkan dapat mendukung kemampuan murid dalam berwudu. Hari-hari berikutnya, kegiatan yang berfokus pada latihan motorik halus akan lebih diutamakan (dulu).

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *