Permainan dimulai. Kali ini bermain stand up hand up pair up. Semua anak berdiri, tangan kanan diangkat ke atas, lalu mencari pasangan. Dua anak yang sudah berpasangan memulai kegiatannya dengan “tos” tangan kanan terlebih dahulu, lalu menurunkan tangan kanannya. Keduanya saling berbagi lembar soal—Bu Wiwik telah membagikan lembar soal kepada setiap siswa, lembar satu dengan yang lainnya memuat soal yang berbeda. Masing-masing menuliskan soal pada buku tulisnya. Soal yang dituliskan hanya soal milik pasangannya. Berhasil mendapatkan pasangan satu kali berarti berhasil memperoleh satu soal. Soal yang sudah disalin di buku tulis dijawab dan jawabannya dituliskan hanya di buku tulis. Lembar soal tetap bersih tanpa jawaban. Kemudian anak mengangkat tangan kanan kembali. Mencari teman yang lain lagi yang masih angkat tangan, lalu berpasangan dan “tos” lagi. Demikian seterusnya hingga batas waktu yang telah ditentukan berakhir. 

Selasa (22/11) siang itu anak-anak tampak asyik sekali bermain. Suasana siang hari (bakda Zuhur) tidak mengakibatkan anak-anak tampak capek atau malas beraktivitas. Kelas memang menjadi ramai. Anak-anak begitu antusias bermain. Sebagian anak tampak berlari dan berebut mencari pasangan. Seolah permainan itu melenakan anak bahwa mereka sedang diberi latihan soal matematika. 

Ups, ternyata ada satu anak yang hanya duduk di kursinya. Lintang namanya. Ia diam saja. Sesekali ia mengangkat tangan kanan. Beberapa saat kemudian, ia turunkan kembali tangan kanannya. Buku tulisnya masih kosong. Belum ada soal yang ia tulis. Artinya ia belum pernah dapat pasangan. Waktu sudah berjalan sekitar 10 menit. 

Sesaat kemudian, ada anak yang mendekati Lintang. Namanya, Najwa. Najwa menghampiri Lintang sembari mengangkat tangan kanannya. Lintang yang melihat kedatangan Najwa segera tanggap. Tangan kanan yang sempat ia turunkan, ia angkat kembali. Menyambut kedatangan Najwa. Tak Berselang lama, tangan kanan keduanyatos”. Lalu, Lintang pun menerima lembar soal dari Najwa. Lembar soal yang sebelumnya dipegang Lintang, diberikannya kepada Najwa. Lintang mulai menulis soal. Kemudian ia coba menjawab soal tersebut. Itulah soal pertama yang ditulis Lintang. Sedangkan bagi Najwa, soal dari Lintang bukanlah soal pertamanya. Najwa sudah mendapat beberapa soal sebelum ia “tos” dengan Lintang.

Najwa (paling depan, kedua dari kanan) bersama teman-temannya saat pembukaan Kemah Mandiri

Sebetulnya Najwa tidak diwajibkan untuk menjadikan Lintang sebagai salah satu pasangannya dalam permainan tersebut. Namun, tindakan Najwa yang menghampiri Lintang menunjukkan sikap tanggap dan pedulinya kepada Lintang. Najwa sudah tahu karakter Lintang. Tentu Najwa tetap diuntungkan. Najwa tetap mendapat tambahan soal, sebagaimana bila ia “tos” dengan anak selain Lintang. Bahkan, selain itu, Najwa telah membantu Lintang dan menambah stimulasi kepercayaan diri Lintang, sehingga perbuatan baiknya itu pastilah akan kembali kepada Najwa. Dalam bentuk apa pun yang saat ini ia belum mengetahuinya. Bukankah Allah sudah menjanjikan? “Jika kamu berbuat baik, berarti kamu telah berbuat baik untuk dirimu sendiri”. (A1)

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *