Kelompok baru, belum lama terbentuk. Anak-anak duduk bersama kelompok barunya. Posisi duduk pun tak seperti biasanya. Di dalam kelas, barisan putra di sebelah barat dan barisan putri di sebelah timur. Dua barisan itu saling berhadapan.

Bu Eva menjelaskan peraturan baru kepada anak-anak untuk kelompok yang baru saja dibentuk. Saya berdiri di luar karpet sambil mengawasi mereka. Terdengar suara anak menguap dengan cukup nyaring sehingga cenderung mengganggu teman-teman di sekitarnya. Dia adalah Alzam. Secara spontan, Kaisar menutup mulut Alzam dari belakang dengan tangan kanannya.

“Astagfirullah, … ditutup, Alzam!” seru Kaisar, menegur temannya.

Di kelompok baru ini, mereka satu kelompok. Aksi Kaisar itu spontan. Ketika melihat kejanggalan, tanpa berpikir panjang ia bertindak.

Saya yakin, Kaisar sudah terbiasa menutup mulut ketika menguap. Kini kebiasaan itu ia terapkan bukan hanya pada dirinya, melainkan juga kepada orang di sekitarnya. Harapan saya, tak hanya anak-anak saja yang ia ingatkan untuk menutup mulut ketika menguap. Suatu saat ketika melihat orang dewasa ditemuinya demikian, ia tanggap mengingatkan. Tentunya harus dengan cara yang sopan.

Untuk itu, di masa sekolah dasar ini sudah sepatutnya pendidikan akhlak dikuatkan. Hal-hal kecil seperti menutup mulut ketika menguap sepatutnya tak diremehkan. Karena akan mereka rekam dan terapkan pada masa dewasanya. Alhamdulillah, kami telah berikhtiar dengan mengingatkan kejanggalan-kejanggalan kecil seperti makan dan minum sambil berdiri, masuk kelas tanpa salam, tidak membungkuk ketika berjalan di depan orang yang lebih tua, dan masih banyak lagi.

Semoga ikhtiar kami membuahkan hasil terbaik. Dan semoga kebaikan Kaisar mengingatkan Alzam menjadi kebiasaan. Sehingga ia tak canggung ketika menemukan kejanggalan-kejanggalan yang lainnya, yang mungkin dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya.

Bagikan:

Leave a Reply

Scan the code