Kamis (01/08/2024)

Pagi itu, setelah pembelajaran IPAS dilanjut dengan BAQ. Kelompok BAQ Ustazah Layla bertempat di ruang kelas 3. Beberapa anak sudah mulai menata meja di karpet. Tidak hanya meja masing-masing, mereka juga terlihat menata meja Ustazah Layla atas inisiatifnya. Saya mulai berpindah duduk ke meja belakang untuk melanjutkan menyelesaikan LK (Lembar Kerja). Tidak lama kemudian, Ustazah Layla datang. Doa untuk mengawali pembelajaran BAQ mulai dilantunkan, dilanjut dengan murajaah surah Al-Burūj.

Di tengah pembelajaran, Ustazah Layla meminta tiap-tiap anak untuk membaca jilidnya masing-masing. Beberapa anak berhasil membaca dengan baik dan mendapatkan apresiasi “Subhanallah” dari Ustazah. Berikutnya, giliran Naufal dan Sultan untuk membaca jilid. Naufal, meski beberapa kali terlihat mengulang, akhirnya dapat memperbaiki bacaan yang kurang tepat. Setelah Naufal selesai, selanjutnya Sultan dipersilakan untuk membaca jilidnya. Sayang sekali, meski beberapa kali mengulang, Sultan belum bisa melafalkan bacaannya dengan benar.  Lalu Ustazah Layla memberi kepercayaan kepada Naufal untuk mengajari Sultan cara melafalkan dengan baik dan benar.

Sultan dan Naufal diminta Ustazah duduk di kursi untuk belajar bersama. Tujuannya agar tidak mengganggu teman yang lain. Alhamdulillah, beberapa kali saya perhatikan, Naufal dengan sabar memberikan contoh cara pelafalan bacaan yang benar dan Sultan dapat mengikutinya. Tidak lama kemudian Sultan kembali ke karpet untuk setor bacaan kepada Ustazah Layla. Alhamdulillah, Sultan dapat melafalkannya dengan baik dan benar. Tidak lupa, saya memberikan apresiasi kepada Naufal atas kesabarannya dalam membantu Sultan, dengan memberikan acungan jempol. “Good job, Naufal,” puji saya.

Senin (12/08/2024)

Kembali, saya lihat Naufal diberi kepercayaan Ustazah Layla untuk mengajari Sultan. Namun, saya perhatikan, Sultan tidak belajar dengan serius. Ketika Naufal memberikan contoh bacaan “kallā saya’lamūn”, Sultan melafazkan “kallā saya’mūn”“Salah! Salah! Itu ada ‘la’-nya, loh,” tegur Naufal.

 “Kallā saya’lamūn,” lanjut Sultan.

“Itu bisa, loh, ya. Lanjut!” instruksi Naufal.

Warabbaka fakarabbir,” lanjut Sultan.

“Salah! Salah! Ulang lagi, Warabbaka Fakabbir,” contoh Naufal

Warabbaka fakabbir,” Sultan memperbaiki.

“Sekarang, gantian kamu duluan,” kata Naufal.

“Gak mau. Kamu duluan!” balas Sultan.

“Kan, udah aku tadi, sekarang gantian kamu!” ucap Naufal.

“Naufal, kalau Sultan tidak mau didampingi, Naufal bisa gabung kembali ke karpet. Biar Sultan belajar sendiri,” tegas Ustazah Layla.

Setelah itu Naufal bergabung kembali di karpet dan Sultan tetap berada di kursi. Tidak lama kemudian Sultan menyusul Naufal duduk di karpet, dan mengatakan kepada Ustazah Layla bahwa Sultan mau mengaji. Ustazah Layla memberikan kesempatan kepada Sultan untuk mengaji. Meski beberapa kali harus mengulang bacaan, akhirnya Sultan berhasil memperbaikinya.

13 Agustus 2024, saya membuka grup Telegram “Daily Activity Kelas 3”. Ustazah Layla menulis, “Naufal berhasil mengajari Sultan hafalan surah Al-Burūj ayat 13.”

Lagi-lagi, atas kesabarannya, Naufal berhasil mengajari Sultan melafalkan bacaan jilid dengan baik dan benar. Juga membantu Sultan menghafal ayat Al-Qur’an. Tanpa sadar, Naufal sudah melaksanakan sabda Rasulullah:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan yang mengajarkannya” (H.R. Bukhari).

Bagikan:

Leave a Reply

Scan the code