Pelajaran BAQ berjalan sebagaimana biasanya. Namun, di hari itu seorang anak tidak masuk sekolah: Fillio. Ia izin tidak masuk sekolah. Fillio pun ketinggalan pelajaran di hari itu. Termasuk mengajinya.

Keesokan harinya, Fillio masuk sekolah. Ia terlihat baik-baik saja. Mengikuti kegiatan belajar di sekolah dengan ceria. Seperti halnya teman-temannya. Di penghujung pelajaran BAQ, saya selalu menyampaikan pesan kepada anak-anak, “Jangan lupa, nanti malam belajar mengaji, ya.”

“Siap, Ustaz,” jawab beberapa anak.

“Oh, iya, nanti siang, setelah pulang, Kennard tambahan mengaji sebentar, ya,” pesan saya.

“Iya, Ustaz. Di mana tambahan mengajinya, Ustaz?” tanya Kennard.

“Di sini (ruang BAQ depan tempat wudu) saja, ya,” jawab saya.

Kennard menganggukkan kepala. Pelajaran hendak saya akhiri dengan salam, tiba-tiba Fillio menyela, “Ustaz, saya juga pengin tambahan mengaji.”

“Oh, iya, silakan, dengan senang hati,” jawab saya dengan senyum.

Mendengar permintaan Fillio, saya merasa senang. Anak-anak antusias mengaji.

***

Pekan PAS berlangsung. Alhamdulillah. Walau masa PAS, pembiasaan baik di sekolah tetap istikamah dilaksanakan: salat Duha dan mengaji. Tetapi ada hal yang membuat saya merasa agak prihatin. Fillio belum juga naik ke tingkat Al-Qur’an awal. Ia harus mengulang beberapa halaman di jilid 6. Ia harus banyak berlatih. Banyak melancarkan bacaan-bacaan di jilid 6. Sedangkan setelah PAS, pasti liburan sekolah. Sangat disayangkan jika sudah liburan tetapi Fillio masih jilid 6. Ini juga menjadi evaluasi bagi saya untuk mencari solusi yang pas, cepat, dan tepat untuk Fillio. Mau tidak mau, saya harus lebih banyak lagi memotivasi dan memompa semangat Fillio untuk berjuang. Di sisi lain, saya juga harus memikirkan kondisinya supaya tidak merasa jenuh, bosan, dan tertekan.

Jumat, (13/12/2024). Saya menjadwalkan Fillio untuk tes mengaji lagi. Dalam batin saya, “Semoga dimudahkan dan berhasil, Nak.”

Terlihat Fillio sudah selesai menjalani tes mengaji.

“Kok cepat sekali tesnya?” batin saya.

Saya segera menghampiri Fillio.

“Bagaimana tadi tesnya? Ada salahnya, gak, Fil?” tanya saya.

Mmm … ada, Ustaz,” jawab Fillio.

Saya agak khawatir.

“Tapi dikit, kok. Saya langsung bisa membetulkan sendiri,” ucap Fillio dengan ekspresi tenang.

“Oh, ya sudah, tidak apa-apa. Sudah bagus. Sudah berjuang. Nanti hasilnya Ustaz kasih tahu setelah pulang sekolah, ya,” balas saya.

“Siap, Ustaz.”

Saya penasaran. Saya khawatir dengan hasilnya. Saya pun segera mengambil hasil tes mengaji dari Fillio. Alhamdulillah. Lega sekali. Hasilnya lulus. Naik ke tingkat Al-Qur’an awal.

Waktu pulang tiba. Fillio menemui saya di ruang guru. Saya membacakan hasilnya. Alhamdulillah, Fillio sangat senang dengan hasilnya. Saya yakin. Di balik hasil itu, Fillio berjuang keras, sungguh-sungguh, dan semangat pantang menyerah. Selamat, ya, Fillio. Semoga menjadi motivasi untuk lebih istikamah mengaji, ya, Nak!

Bagikan:

Leave a Reply

Scan the code