Ini pilihan yang sama-sama beratnya. Keduanya sama-sama tinggi risikonya. Inikah yang disebut buah simalakama?
Saat itu Pak Adhit melaporkan, Sabtu (21/12/2024) Habib Shaleh tidak bisa. Beliau menawarkan Ahad (22/12/2024). Pak Adhit lalu meminta kepastian dari saya. Menerima tawaran atau hendak mengajukan lagi hari yang berbeda?
Kalau saya pilih menerima tawaran, itu artinya Ahad tetap berangkat sekolah. Sebaliknya, bila saya pilih mengajukan lagi hari yang berbeda, memang ada peluang berubah menjadi hari kerja. Namun, tidak tertutup kemungkinan justru saat liburan akhir semester. Bahkan, bisa jadi mundur hingga satu bulan, dua bulan, atau berbulan-bulan berikutnya.
Ups, mengapa saya harus pusing-pusing memikirkan itu? Bagaimana jika dibatalkan saja? Dengan begitu, bukankah kedua risiko di atas telah terhindar? Iya juga, ya? Lo, bukannya itu memunculkan permasalahan baru? Astagfirullah, begitu piciknya pikiran saya, hingga muncul opsi ketiga yang demikian.
Saya menduga, pikiran saya sedang tidak stabil/seimbang. Saya coba turunkan semua angan-angan saya. Agar lebih tenang. Dan tidak berselang lama, teringatlah saya dengan hadis pertama Arba’in An-Nawawi. Hadisnya cukup panjang. Saya sering mengajak para pengabdi SDIH 02 untuk menghafal hadis tersebut. Karena itulah, saya cukup hafal redaksi hadisnya. Memang baru hafal redaksi, masih butuh ditingkatkan hingga menjadi acuan dalam aktivitas sehari-hari. Dan tetap saja saya sangat mensyukurinya. Bahkan sering kali saya berdoa, semoga dengan mengafal redaksinya, kami dimudahkan dalam mengamalkannya.
Hadis itu berisi tentang niat. Segala amal bergantung pada niatnya.
Nah, apa niat saya? Di antara opsi yang ada, mana yang paling bersesuaian dengan niat tadi? Atau jika tidak ada yang tepat bersesuaian, setidak-tidaknya mana yang paling mendekati? Fokuslah pada hal itu! Perkecil mempertimbangkan faktor-faktor lainnya! Bukankah dalam kondisi seperti ini butuh prioritas?
Alhamdulillah, setelah itu saya menjadi yakin dan mantap dalam mengambil keputusan. Saya sampaikan kepada Pak Adhit, pilih menerima tawaran Habib Shaleh: Ahad Pon, 22 Desember 2024. Masyaallah, dengan memilih ini, sebenarnya sekaligus mengedukasi diri saya sendiri dan teman-teman pengabdi: kita harus manut dengan ulama. Selama ini saya dan teman-teman mengajari para murid agar manut dengan guru. Kali ini saya dan teman-teman sedang mempraktikkannya. Bukankah sudah seharusnya para ulama kita posisikan sebagai guru?
Ahad (22/12/2024) pukul 08.00 saya dan teman-teman sudah tiba di gedung baru SDIH 02. Beberapa saat kemudian kami berangkat menuju ke Pondok Pesantren Darul Musthafa di Karanganyar.
Tiba di tujuan, kami dipersilakan mengikuti pengajian umum terlebih dahulu. Jemaah di lantai 1 begitu padatnya. Sebagian lainnya berada di lantai 2. Ketika hendak masuk majelis, alas kaki dilepas. Dan saya sangat terkesan dengan penataan sandal/sepatunya: rapi dan tertib.
Pengajian umum berakhir. Dilanjut dengan jemaah Zuhur lalu sowan di dalem Habib Shaleh. Kami diterima di dalem beliau sekitar pukul 12.30 hingga pukul 14.00. Alhamdulillah, banyak ilmu dan pelajaran yang kami peroleh.
Saya salut kepada teman-teman pengabdi SDIH 02. Walau hari Ahad, tak ada satu pun yang absen. Semua hadir dan mengikuti. Dan saya sangat yakin dua hal berikut ini kami peroleh—sebagaimana hadis di atas. Pertama, tabārukan dengan Habib Shaleh. Kedua, menguatkan adab belajar. Saya masih ingat dengan pernyataan dalam bahasa Jawa ini: timba marani sumur, bukan sumur marani timba.
Terima kasih, Teman-Teman, atas dedikasi dan komitmennya. Saya sangat bisa merasakan itu. Ahad itu adalah Ahad ke-2 teman-teman tetap berangkat sekolah. Di bulan yang sama: Desember 2024. Sebelumnya, Ahad, 1 Desember 2024 teman-teman mengikuti peringatan 40 Tahun Yayasan—sekaligus peresmian gedung baru SDIH 02. Semoga dedikasi dan komitmen ini menjadi wasilah bagi saya dan teman-teman untuk beribadah kepada Allah Swt. Itu adalah salah satu dari empat nilai dasar pengabdian di LPI Hidayatullah. Pasal 2 ayat (1) Peraturan Yayasan Abul Yatama Semarang nomor 013/A.1/YAY/VII/2021 tentang Kepegawaian LPI Hidayatullah. (A1)
Baca juga: Telaten Menulis