“Bu Yunita, saya mohon untuk mengikuti acara Penguatan Kapasitas Peran Bunda PAUD Dalam Penyelenggaraan Transisi PAUD SD, yg diselenggarakan Dinas Kota …,” Jumat (22/11/24) pukul 11.03, pesan singkat Pak Kambali masuk melalui telepon genggam saya.

 “Baik, Pak Kambali,” balas saya.

***

Hari Jumat, anak-anak pulang lebih awal, pukul 10.30. Meski anak-anak pulang lebih awal, pengabdi tetap pulang seperti biasanya, pukul 15.00. Biasanya, para pengabdi memanfaatkan waktu luang seperti ini untuk menuntaskan tugas-tugas yang belum terselesaikan.

Usai menerima pesan dari Pak Kambali, pikiran saya jadi tidak karuan. Antara senang dan bingung. Betapa tidak! Saya senang karena saya diberi kesempatan untuk belajar di luar Sekolah. Di sisi lain, saya merasa bingung. Bagaimana saya dapat menghadiri acara tersebut? Dengan siapa nanti saya di sana? Dan masih banyak pertanyaan yang menyesaki kepala saya.

Ini kali pertama saya diutus Pak Kambali untuk mewakili beliau menghadiri acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Semarang. Ini sekaligus kesempatan berharga bagi saya untuk mendapat ilmu baru. Akhirnya saya tidak mau ambil pusing. Toh, itu masih hari Senin.

Hari Senin pun tiba. Hari ini, Ustazah Layla mendapat tugas di SMPIH. Jadi, saya yang menggantikan beliau untuk mengisi tahfiz pagi.

Usai tahfiz, Bu Wiwik mendatangi saya.

“Bu Yunita, nanti berangkatnya naik apa?”

“Naik motor, Bu Wiwik.”

“Ini saya diberi tahu Bu Naela (Guru SDIH), beliau sudah pesan mobil Yayasan. Kira-kira Bu Yunita mau bareng dengan mobil Yayasan atau naik motor?”

“Ikut mobil milik Yayasan saja, Bu Wiwik,” jawab saya.

“Wah, kebetulan sekali. Alhamdulillah, Allah memberikan kemudahan bagi saya untuk datang pada acara Dinas itu,” gumam saya dalam hati.

Tak berselang lama, telepon genggam saya berbunyi. Telepon masuk dari nomor tak dikenal. Setelah saya jawab, ketahuan, ternyata dari Bu Naela. Kami bersepakat untuk bertemu di lobi SDIH. Setelah mobil Yayasan datang, kami berangkat menuju Wisma P4G UPGRIS.

Sesampainya, kami langsung menuju ke aula di lantai 2.

“Bu Naela sudah sering mengikuti acara seperti ini?” tanya saya.

“Sudah beberapa kali, sih, Bu,” balas Bu Naela.

“Biasanya yang diundang pada acara seperti ini siapa saja, Bu?”

“Perwakilan SD negeri dan SD swasta di Semarang. Tetapi, ini juga ada Bunda PAUD dari beberapa daerah di Semarang.”

“Oh, begitu?”

Saya dan Bu Naela duduk bersebelahan, fokus mengikuti rentetan acara. Dimulai dari pembukaan, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, sambutan dari Ketua Penyelenggara dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, lalu materi-materi yang disampaikan oleh beberapa narasumber.

Banyak pelajaran yang saya dapatkan dari acara ini. Salah satunya adalah bagaimana membuat pembelajaran menarik, yaitu dengan menyajikan suatu pembelajaran menjadi permainan edukatif yang menyenangkan, interaktif, mengandung nilai pendidikan, berorientasi pada proses, dan fleksibel.

Acara berjalan dengan lancar. Saya makin tertarik dengan penjelasan yang disampaikan oleh para narasumber. Terkadang saya mencatat beberapa hal yang dijelaskan. Saya yakin, catatan itu akan sangat bermanfaat untuk saya terapkan di Sekolah.

Saya merasa bersyukur, bisa menghadiri acara ini. Banyak ilmu baru yang saya dapatkan. Saya juga mendapat pelajaran berharga dari orang-orang baru yang saya jumpai di sana. Meskipun awalnya bingung, alhamdulillah, Allah mudahkan jalannya.

Terima kasih, Pak Kambali, telah memberikan kesempatan berharga ini.

Bagikan:
Scan the code