Gedung baru. Januari 2025 insyaallah mulai digunakan. Saya dan teman-teman perlu membaca Al-Qur’an di gedung itu terlebih dahulu. Ups, ada Pak Aruf dan Bu Shoffa. Berarti, lebih baik bil-gaib—membaca tanpa melihat teksnya—dulu. Namun, Desember 2024 sangat padat kegiatan. Bisakah selesai sebelum Januari 2025?
Saya lihat kalender. Berhitung. Berat. Kemungkinan kecil bisa selesai sebelum Januari 2025. Ya, sudah, tidak perlu bertarget waktu. Bukankah yang terpenting adalah istikamah dan prosesnya? Bukankah saya sudah mempraktikkan di gedung lama? Mengapa sekarang harus bertarget waktu?
Benar juga. Ya, sudah, tidak perlu bertarget waktu. Tidak mengapa Januari 2025 belum selesai. Yang terpenting terus berproses. Sedikit dan terus menerus itu jauh lebih baik. Daripada banyak lalu terhenti.
Saya memang pernah membaca hadis tentang rumah/gedung yang di dalamnya dibaca al-Baqarah. “Ingatlah, sekosong-kosongnya rumah dari kebaikan adalah rumah yang kosong dari Kitabullah. Demi Zat yang menggenggam jiwa Muhammad, sesungguhnya setan akan keluar dari rumah yang dibacakan surah al-Baqarah di dalamnya,” (HR. Ibnu Mubarak).
Lebih dari itu, saya punya harapan agar setiap orang yang pernah menempati atau memakai gedung ini menjalani hidupnya dengan berpedoman pada Al-Qur’an. Semoga.
Tiba-tiba, saya teringat Pak Mustofa. Salah satu guru di SD 01—SD Islam Hidayatullah. Beliau juga penghafal Al-Qur’an. Dan guru di SD 01 yang hafal Al-Qur’an cukup banyak. Lebih dari lima orang.
Saya ambil HP. Saya telepon Pak Mustofa.
“Pak Haji, kalau gedung baru dibacakan Al-Qur’an bil-gaib, gimana?” tanya saya.
“Saé niku,” jawab Pak Mustofa.
“Pak Haji saged?”
“Kapan niku?”
“Saya terpikir saat anak-anak ujian akhir semester. SD 01 mulai kapan? “
“Mulai Rabu, 4 Desember 2024.”
“Adakah guru baru yang hafiz?”
“Ada.”
“Saya minta nomornya.”
Saya mendapat daftar guru SD 01 yang hafiz. Sebanyak sebelas orang. Saya hubungi satu per satu. Alhamdulillah, enam orang di antaranya bersedia dan memungkinkan ikut. Pak Mustofa, Pak Khoir, Pak Arwani, Pak Munir, Bu Ida, dan Bu Nila. Saya juga menghubungi guru TK Islam Hidayatullah yang hafiz, Bu Asma. Alhamdulillah, bisa ikut. Di QLC Hidayatullah juga ada guru yang hafiz. Sejumlah dua orang. Saya hubungi. Alhamdulillah, salah satu bisa ikut. Pak Ahsan. Jika ditambah guru yang dari SD 02 (Pak Aruf dan Bu Shoffa), genap sepuluh orang.
Baca juga: Ngopeni Ngaji
Tentu saya juga menghubungi dan memohon izin pimpinan unit terkait. Kepala SD 01, Kepala TK, dan Kepala Divisi QLC. Alhamdulillah, Bu Peni, Bu Iin, dan Pak Aris mengizinkannya.
Jumat, 6 Desember 2024 pukul 13.00 kegiatan membaca Al-Qur’an bil-gaib mulai dilaksanakan. Bertempat di gedung baru. Ada sepuluh hafiz yang membaca Al-Qur’an. Masing-masing disimak oleh satu orang. Semua penyimak adalah pengabdi di SD 02.
Pukul 14.45 kegiatan diakhiri. Alhamdulillah, kegiatan membaca Al-Qur’an bil-gaib dapat terlaksana dengan baik. Sebelum Januari 2025 sudah terlaksana. Dengan melibatkan unit lain (TK, SD 01, dan QLC), ternyata sangat mempermudah terlaksananya kegiatan tersebut. Barangkali inilah salah satu manfaat kolaborasi. Terima kasih, Bu Iin, Bu Peni, dan Pak Aris, atas izinnya.
Saya juga berterima kasih kepada teman-teman hafiz, yang telah menyelesaikan bacaan Al-Qur’annya. Pak Mustofa, Pak Khoir, Pak Arwani, Pak Ahsan, Pak Munir, Pak Aruf, Bu Ida, Bu Nila, Bu Asma, dan Bu Shoffa.
Tak lupa kepada seluruh penyimak: Pak Adhit, Pak Kukuh, Bu Wiwik, Bu Layla, Bu Ambar, Bu Puput, Bu Yunita, Bu Indah, dan Bu Nika. Semoga Allah mencatat amal ini sebagai amal kebaikan kita dan menjadikannya sebagai wasilah terlimpahnya hidayah Allah untuk kita semua, keluarga kita, murid-murid kita, dan orang-orang yang berhak atas kita. Amin. (A1)
Baca juga: Akhlak