Senin (07/10/2024) terjadwal mata pelajaran Bahasa Indonesia pada jam kedua, yaitu setelah pelajaran olahraga. Saya dan Bu Indah diamanahi Pak Kambali untuk menggantikan Pak Kukuh membersamai anak-anak dari pukul 07.30 hingga akhir jam pelajaran olahraga. Pak Kukuh ditugaskan untuk mendampingi beberapa murid kelas 3 dalam perlombaan atletik.
Usai jam pelajaran olahraga, anak-anak diberi waktu 5 menit untuk menyantap bekal makanan yang mereka bawa. Ini bertujuan agar anak-anak dapat mengisi energi mereka setelah berolahraga.
Jam pelajaran Bahasa Indonesia pun dimulai. Saya mengajak anak-anak menonton video yang berjudul Kisah Nasi yang Terbuang Sia-Sia. Tokoh utama dalam kisah ini bernama Faris. Setiap makan, Faris selalu tidak menghabiskan makanannya. Ia selalu membuang nasi yang tidak dihabiskannya. Sampai suatu malam, dia terbangun dari tidurnya. Ia mendengar keluhan para butiran nasi yang terbuang. Mereka bersedih karena mereka merasa disia-siakan begitu saja. Dari keluhan yang didengarnya, Faris merasa bersalah. Ia meminta maaf kepada butiran nasi dan berjanji tidak akan membuang-buang nasi lagi. Pelajaran diakhiri dengan pertanyaan-pertanyaan seputar pelajaran yang dapat diambil dari kisah tersebut.
Setelah salat Zuhur, anak-anak makan siang. Diawali dengan doa sebelum makan, makan buah, lalu makan nasi dan lauk dari katering.
Terlihat Rara sudah menyelesaikan makannya. Ia berjalan mendekati meja saya.
“Bu, lihat,” ucap Rara sambil memperlihatkan piringnya.
“Wah, keren. Piringnya bersih. Tidak ada nasi yang tersisa,” puji saya sambil mengacungkan jempol.
“Biar enggak kaya Faris, Bu,” sambung Rafa.
“Betul, Rafa,” sahut saya.
Keesokan harinya, setelah menghabiskan makannya, Rara kembali menghampiri meja saya.
“Lihat, Bu. Bersih, kan, piring saya?” ucap Rara.
“Wah, bersih sekali. Bagus, Rara,” jawab saya.
Rara membalas dengan tersenyum.
Vira menyusul Rara untuk mencuci piring. Belum sampai keluar pintu, Rara menoleh ke arah Vira.
“Vir, itu, loh, nasi kamu masih ada. Nanti nasinya sedih, loh,” ucap Rara.
Vira langsung kembali ke mejanya dan menghabiskan nasi yang ada di piringnya hingga tak bersisa.
Saya takjub. Ternyata Rara bisa mengambil pelajaran dari video yang ditonton kemarin. Rara bisa mengamalkan, bahkan mengajak teman lainnya untuk mengamalkan pelajaran yang sudah didapat. Rara juga sudah menunjukkan rasa syukurnya atas nikmat yang sudah Allah berikan.
Semoga istikamah, Rara.
Baca juga: Keranjang Hijau