“Mas Sultan, ini sudah hari ketiga, lho,” tegas Bu Layla.
“He-he, iya, Ustazah. Sultan tahu, kok,” jawab Sultan dengan senyum simpulnya.
Sultan seharusnya menyetorkan hafalan surah Al-Buruj kepada Bu Layla di hari Selasa. Hingga hari Jumat, belum ada tanda-tanda kesiapan Sultan untuk menyetorkannya. Sedangkan Naufal sudah menyetorkan sejak satu pekan sebelumnya. Kedua anak itu berbarengan memulai mengaji jilid 4 dan hafalannya.
“Kalau Mas Sultan belum setoran hafalan, Ustazah belum berani mendaftarkan tes mengaji ke Pak Kambali, ya,” jelas Bu Layla.
“Hem, sekarang, deh,” tawar Sultan
“Mas Sultan sudah berapa kali murajaah?” tanya Bu Layla.
“Belum, sih. Sultan belum belajar,” jawab Sultan.
“Ya sudah, Mas Sultan murajaah dulu, ya, diulang-ulang sebanyak-banyaknya,” pinta Bu Layla.
Bu Layla mempersilakan Sultan menyetorkan hari itu. Baik di jam istirahat pertama, istirahat kedua, seusai makan siang, atau seusai jam kepulangan sekolah. Kenyataan menjawab. Sultan tidak hadir hingga jam kepulangan sekolah. Bahkan hingga tampak penjemput Sultan sudah datang. Tanda dia bersegera untuk pulang. Sesimpel dugaan Bu Layla. Sultan berusaha menepati waktu pulangnya.
“Semoga besok Sultan sudah siap untuk setoran,” senandika Bu Layla sambil melihat mobil penjemput Sultan berjalan keluar Sekolah.
Keesokan harinya, Sultan tidak hadir di sekolah. Tidak biasanya. Laporan dari Bu Puput bahwa belum ada informasi dari orang tua Sultan tentang penyebab ketidakhadirannya.
Yap, tugas Bu Layla selanjutnya. Menguatkan Naufal bahwa tes mengajinya ditunda terlebih dahulu sekaligus untuk menguatkan bacaan jilid 4-nya. Reaksi Naufal sangat teduh. Membuat Bu Layla lega untuk melanjutkan alasan lain ditundanya tes mengaji hari itu.
“Mas Naufal, tes mengaji yang seharusnya hari ini, jadinya besok, ya,” jelas Bu Layla.
“Baik, Ustazah,” jawab Naufal tanpa penolakan.
Meski Naufal tidak menanyakan penyebabnya, Bu Layla perlu menjelaskannya. Tentu Naufal mengerti tujuan Bu Layla. Tepat. Lagi-lagi Naufal menerima alasan ditundanya tes mengaji. Yaitu karena Sultan hari ini tidak hadir ke sekolah. Naufal terjadwal tes bersamaan dengan Sultan. Agar mereka saling menyemangati.
Hari berikutnya. Cukup mencengangkan. Sultan tidak hadir lagi ke sekolah. Kali ini informasi dari Bu Puput bahwa Sultan sakit.
Astagfirullah, … haruskah Naufal tetap menunggu Sultan untuk tes mengajinya? Bu Layla harus bersegera mengambil keputusan dengan pertimbangan menjaga semangat dan antusiasme Naufal.
Saat KBM BAQ, Naufal tetap diminta murajaah buku jilid 4-nya. Karena hafalan surah Al-Buruj Naufal terbilang lancar, komposisi murajaah diperbanyak pada bacaan jilidnya. Harapan Sekolah, tentu seimbang antara tahfiz dan tartilnya. Tidak hanya pada Naufal. Hal ini berlaku untuk semua siswa. Bacaan Naufal kali ini dirasa perlu diterampilkan lagi. Alhamdulillah, Naufal menyadari kondisi ini. Sehingga saat itu, Bu Layla gunakan untuk menerampilkan ketartilan bacaan Naufal.
Tepat di hari Selasa, 10 September 2024. Bu Layla menjadwalkan Naufal untuk tes mengaji saat KBM BAQ kelas 3. Pak Kambali selaku penguji menyampaikan bahwa di jam tersebut sudah telanjur janjian dengan salah satu wali siswa. Bu Layla melakukan negosiasi kepada Pak Kambali untuk tetap dilaksanakan hari itu meski di jam lain. Alhamdulillah. Beliau mengamini permohonan Bu Layla. Naufal dipersilakan tes seusai makan siang. Naufal terbukti mampu mengondisikan diri. Dia menyelesaikan makan siangnya lebih awal dan segera bersiap-siap untuk ke ruangan Pak Kambali. Tanda dia siap mengikuti tes mengaji. Awal yang indah.
Seusai tes, Naufal bersegera ke musala untuk menyusul kegiatan pembacaan maulid. Tampak ceria dan riang saat dia masuk ke musala. Betapa tidak? Hasil tes kali ini tuntas dan naik ke jilid 5. Tanpa remedi. Selamat, ya, Nak!
Meski Naufal belum membeli buku jilid 5, dai hari berikutnya Naufal tetap semangat dan antusias. Dia mengaku bahwa sudah belajar jilid 5 halaman 1. Bersamaan itu, Sultan sudah hadir ke sekolah. Sultan bergegas menanyakan perihal jadwal tesnya ke Bu Layla. Namun, Bu Layla belum memberikan jadwal tes sebab tugas setoran hafalan Al-Buruj-nya Sultan belum tuntas. Mendengar hal demikian, Naufal dengan cepat memberikan tawaran kepada Sultan untuk murajaah bersama.
Serasa tertiup angin surga. Tentu sebagai guru, Bu Layla merasa terbantu dan bangga melihat situasi ini. Bu Layla meminta Naufal untuk memastikan murajaah hafalan Sultan dilakukan dengan sungguh-sungguh. Ini bukan kali pertama baginya. Sudah tidak terhitung oleh Bu Layla dan teman-teman lain yang menyaksikannya. Namun, ini kali pertama bagi dia mengajak bahkan mengajari Sultan menguatkam hafalannya tanpa diminta Bu Layla. Rasanya dia tidak terima jika hanya dia saja yang naik ke jilid 5. Dia ingin Sultan bersegera pula tes mengaji dan naik ke jilid 5.
“Terima kasih, Ustaz Naufal,” puji Bu Layla.
“Sama-sama, Ustazah,” jawab Naufal dengan senyum tipisnya.
Saat kelas 2, Naufal pernah menjadi siswanya Daffa saat Bu Layla memintanya untuk mengajari bacaan niat salat fardu. Kali ini Naufal yang menjadi ustaz.
Dan, akhirnya Sultan menyampaikan kesiapannya untuk setoran surah Al-Buruj penuh kepada Bu Layla. Sehingga esoknya dia ingin terjadwalkan untuk tes mengaji. Kesungguhan Sultan dibuktikan dengan setorannya hari itu. Masyaallah. Energi positif Naufal benar-benar tersalur hingga ke Sultan. Sultan akhirnya tes mengaji dan hasilnya tuntas. Sultan naik jilid 5. Naufal telah lebih dulu naik jilid 5. Jelas di depan mata. Naufal telah menjadi ustaz. Mengamalkan ilmunya kepada orang lain, yaitu Sultan. Semoga Allah selalu memberkahimu, Nak.