“Astagfirullah …,” ucap saya saat melihat seorang murid menyepak gelas plastik ke arah median jalan.
Hari itu kali pertama saya diamanahi Pak Kambali untuk membersamai para murid kelas 1 ke playground di TK Islam Hidayatullah (TKIH) bersama dengan Pak Kukuh. Biasanya anak-anak ke playground setelah makan siang. Berhubung hari itu adalah hari pertama di bulan Rabī‘ulawwal dan Sekolah mengagendakan kegiatan maulid setelah makan siang, maka jadwal ke playground pun diubah menjadi sebelum salat Zuhur.
Setibanya di playground anak-anak girang. Mereka langsung menuju spot-spot yang tersedia. Saya membersamai anak-anak yang sedang berlatih di spot meniti pipa besi. Adys, Amira, Alzam, dan anak lainnya.
Seru sekali! Bermain sambil belajar! Tanpa disadari, mereka sedang berlatih keterampilan dan ketangkasan yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran.
Setelah latihan dirasa cukup, Pak Kukuh mengajak anak-anak untuk kembali ke SDIH 02. Anak-anak membentuk dua barisan, putra dan putri. Saat menuju SDIH 02, anak-anak harus melewati jalan yang berpotensi terjadi lalu-lalang kendaraan. Sehingga mereka diharuskan berjalan di tepi jalan.
Barisan anak putri berjalan terlebih dahulu dipandu Pak Kukuh. Kemudian dilanjutkan dengan barisan anak putra.
Saat melewati jalan di sebelah SDIH 02, terdapat gelas plastik di tepi jalan. Refleks seorang murid menyepak gelas tersebut ke arah median jalan. Saya pun melafazkan istigfar. Namun, tak disangka Fatih, yang berada di nomor tiga dari belakang barisan putra langsung mengambilnya.
Masyaallah. Peka sekali hati Fatih.
“Masyallah. Terima kasih, Fatih,” puji saya.
Fatih tersenyum.
“Nanti dibuang di tempat sampah Sekolah, ya, Fatih.”
Sesampainya di SDIH 02, saya menghampiri Fatih dan mengapresiasinya. Terukir seulas senyuman manis dari bibir Fatih.
Masyaallah. Semoga Allah mudahkan proses Fatih. Amin.