Kilas balik melihat anekdot, yang lama tidak tersentuh. Padahal hampir setiap harinya memberikan torehan di grup Telegram itu. Ya, kali ini para murid masih di masa libur akhir tahun pelajaran.
Anekdot, salah satu upaya Sekolah untuk memberikan feedback kepada murid. Perilaku baik maupun yang belum baik. Salah satu ikhtiar Bapak/Ibu Guru mengenali tiap murid secara intens.
Rendra, salah satu murid yang dirasakan perubahannya. Baca juga di keputusan.
Pasalnya, di akhir tahun pelajaran 2023/2024, perlahan namun pasti, ia sudah bisa mengendalikan dirinya. Tidak mudah langsung menangis jika menghadapi kondisi yang tidak sesuai dengan yang ia inginkan.
Rabu (19 Juni 2024) seperti biasa, Bu Guru mengingatkan sisa waktu makan siang. Dari lima menit hingga hitungan sepuluh detik terakhir. Tujuannya agar murid bisa fokus.
Ketika itu, para murid diminta membereskan bukunya untuk dimasukkan ke dalam tas.
Hingga hitungan terakhir, tampak Rendra mengatur napasnya. Ia belum menata isi tas, sedangkan temannya sudah menata isi tas.
Ia tahu konsekuensi apa yang harus ia terima. Tetap duduk di kursi dan teman-temannya sudah duduk berbaris di karpet.
Namun, kali ini Bu Guru amat takjub dibuatnya. Rendra berhasil menahan diri dengan mengatur napasnya. Ia menarik dan mengembuskan napas secara perlahan.
Tak hanya itu, di hari Kamis (13/6/2024) saat Rendra diingatkan temannya, bahwa belum waktunya makan. Hampir saja, ia hendak menangis. Namun, Rendra berhasil menahan dirinya.
“Masyaallah …,” gumam Bu Guru, yang dibuatnya berdecak kagum. Kesekian kalinya, dia melihat kesungguhan Rendra untuk tidak menangis. “Semoga ini salah satu proses yang dilalui Rendra untuk makin dewasa,” doanya lirih.
Masyaallah, Semoga Rendra terus berproses untuk menjadi lebih baik.
Aamiin ya robbal ‘alamin. Semangat Rendra untuk berproses menjadi anak yang lebih dewasa.
aamiin semoga rendra terus berproses menjadi lebih baik lagi, lebih semangat dan lebih kuat. semangat rendra!