Senin yang cukup padat. Apalagi di bulan Juni. Tak jarang terdengar, hampir semua guru merasa Juni sebagai bulan yang sibuk.

Sembari menikmati perjalanan, beberapa hal sudah masuk lis di kepala tentang apa yang meski dikerjakan nanti di sekolah.

Karena satu dan lain hal, pagi itu saya tiba di sekolah pada waktu yang mepet. Pukul 06.56 baru tercatat di mesin perekam sidik jari presensi. Meski tidak gasik, biasanya pukul 06.25 sudah tiba di sekolah. Saya lebih nyaman tentunya.

Baru saja saya meletakkan tas dan jaket, bel sudah berbunyi. Tidak ada jeda untuk hal lain.

Saya belum sempat melakukan apa-apa, anak-anak harus sudah berbaris dan masuk kelas.

Tahfiz dimulai bersama Ustaz Adhit. Kesempatan saya menuangkan isi kepala di secarik kertas. Saya menyadari sebagai mahkluk pelupa. Maka mencatatnya menjadi hal yang penting.

Saya melakukannya dari yang paling mudah dulu. Menggunting jurnal PPK. Bersyukur sudah sempat mencetaknya. Misi pertama selesai.

Misi kedua, memberitahu dan mengajak anak-anak menanam ulang (memindahkan) tanaman cabai ke pot yang lebih besar.

 “Saya mau bantu aduk tanahnya, ya, Bu,” ujar Gibran.

“Saya juga mau, Bu,” sahut anak-anak yang lain.

Oke, boleh, bersama-sama, tapi pelan-pelan, ya,” respons saya.

Misi kedua selesai. Seru sekali! Anak-anak juga antusias dan sportif.

Jam istirahat, saya berniat membagikan jurnal PPK.

“Bu, saya aja yang bagiin,” pinta Fathir.

“Wah, boleh sekali, Mas Fathir,” respons saya senang.

Senang karena murid berinisiatif membantu. Jiwa kepeduliannya patut diacungi jempol.

“Saya juga mau, Bu,” Bintang tak mau kalah berbuat baik.

“Aku duluan, Bin,” seloroh Fathir.

“Sini Bu Eva bagi dua aja, deh, biar adil, ya.”

Keduanya tampak senang karena bisa bersama-sama membagikan jurnal PPK.

Alhamdulillah, beberapa misi lainnya pun berhasil tercentang. Tentu bukan karena diri saya sendiri. Ada kebaikan yang tulus dari tangan-tangan mungil yang mau terus bertumbuh dan berkembang bersama. Terima kasih, Anak-Anak hebat. Tak terasa sebentar lagi kalian akan naik ke kelas 2.

Bagikan:
4 thoughts on “Tangan-Tangan Mungil”
  1. MasyaAllah, anak-anak sudah semakin bertumbuh dan berkembang. Jiwa kepedulian dan suka membantu sudah tumbuh sejak dini. Semangat terus anak-anak untuk tumbuh menjadi anak yang sholih sholihah

Leave a Reply

Scan the code