Saatnya Naufal dan Sultan dijadwalkan tes mengaji oleh Pak Adhit. Tepatnya pada hari Selasa tanggal 4 Juni 2024. Keduanya mendatangi Bu Layla di musala tepat sesudah salat Zuhur. Tanpa ragu, tanpa was-was, dan tampak keduanya mantap melafalkan hafalan dan buku jilidnya. Mereka diminta Bu Layla untuk melafalkan hafalan surah Al-A’la.
“Mas Naufal, Bu Layla ingin mendengarkan hafalan surah Al-A’la-nya ya,” pinta Bu Layla.
“Baik, Ustazah,” jawab Naufal dengan antusias.
Naufal melafalkannya dengan lancar dan percaya diri. Sesekali diingatkan oleh Bu Layla di awal ayatnya. Namun, tidak memengaruhi fokus Naufal.
“Alhamdulillah, Mas Naufal lancar hafalannya,” puji Bu Layla.
Giliran berikutnya adalah Sultan. Sultan tidak jauh beda hafalannya dengan Naufal. Sama antusias dan percaya dirinya. Waktunya membaca jilid. Materi tesnya adalah jilid 4 halaman 1—20. Bu Layla meminta mereka membaca dengan bergantian per dua baris dari halaman 1—5. Berikutnya, masing-masing membaca sesuai dengan baris yang ditunjuk oleh Bu Layla dari halaman 6—20. Berbeda dengan cara sebelumnya, cara ini membutuhkan waktu lebih banyak. Sepertinya fokus masing-masing sangat berpengaruh sehingga Naufal dan Sultan sesekali tampak gagap membaca jilidnya. Di tengah-tengah waktu membaca jilid, tiba-tiba Sultan melontarkan pertanyaan.
“Ustazah, Kakak Nadia dan Itaf, kok bisa, ya, ngaji-nya sudah sampai Tajwid?” tanya Sultan.
“Ya bisa, to, kan mereka mau belajar dan banyak latihan,” jawab Bu Layla.
“Giliran Bu Layla tanya ke Mas Sultan, ya. Kenapa kok Sultan dan Naufal bisa sampai jilid 4?”
“Kita kan belajar juga, Ustazah,” jawab Sultan.
Ups, masyaallah, … mirroring seketika terjadi. Seketika Bu Layla memberikan tantangan kepada Sultan dan Naufal. Tantangannya adalah Sultan dan Naufal dipersilakan bergabung dengan kelompok mengaji Nadia dan teman-temannya. Seketika mereka terkejut dengan ekspresi ternganga. Keduanya saling melempar pandangan dan anggukan tanda adanya kesepakatan.
“Baik, Ustazah. Kita siap,” jawab mereka secara kompak.
Bu Layla menanggapi dengan bahagia. Tantangan itu tentunya tidak spontan Bu Layla sampaikan. Tentunya ada pertimbangan positif yang Bu Layla ambil. Momen itu bertepatan dengan rencana Sekolah untuk mengubah kelompok BAQ pada kegiatan pasca-PAT. Perubahan tersebut dimaksudkan sebagai bentuk simulasi kelompok BAQ dengan konsep percampuran siswa kelas 2 dan kelas 3 di tahun ajaran 2024/2025. Kepala Sekolah menghendaki simulasi berlaku mulai hari Senin, 10 Juni 2024.
Baru saja di hari Rabu, 5 Juni 2024. Bel berbunyi pukul 08.15. Tanda KBM BAQ akan dimulai. Sultan dan Naufal kali kedua mendatangi Bu Layla di ruang TU untuk menanyakan tentang tantangannya itu. Keduanya berjalan tergopoh sambil membawa buku mengaji dan buku prestasinya.
“Ustazah, hari ini kita sudah bisa bergabung di kelompok Kakak Nadia, kan?” tanya Sultan.
“Maaf, Mas Sultan. Hari ini Mas Sultan dan Mas Naufal masih di kelompok sebelumnya, ya,” jelas Bu Layla.
“Baik, kalau begitu. Tapi kapan kita bisa ngaji bareng Kakak Nadia sama Itaf?” tanya Sultan lagi.
“Insyaallah hari Senin pekan depan, ya. Tanggal 10 Juni,” jelas Bu Layla.
“Asyik, aku seneng,” jawab Sultan dengan riang.
Tepat di hari Senin, 10 Juni 2024. Sultan dan Naufal dinyatakan bergabung mengaji dengan kelompok Nadia dan Itaf. Tempat mengaji Sultan dan Naufal kali ini di musala.
Yap, mereka datang paling awal. Tidak biasanya. Mereka membawa buku Ummi jilid 4, buku prestasi, dan botol minum. Bu Layla datang ke musala lebih lambat 5 menit karena lebih dahulu harus memastikan seluruh kelompok yang diterapkan mulai hari itu berjalan dengan lancar. Jumlahnya ada enam kelompok. Yang diampu Bu Layla adalah kelompok 1. Bu Layla memastikan lima kelompok yang lain sudah sesuai. Baik guru pengampu maupun siswa yang ada di kelompok tersebut. Hal itu dilakukan Bu Layla sebagai upaya pendampingan dan kontrol Koordinator Al-Qur’an.
Semua siswa sudah siap. Bu Layla bersegera memulai pembelajaran BAQ dengan diawali sapaan dan salam. Tidak lupa dengan menanyakan kabar semua siswa.
“Bagaimana kabar Salih-Salihah pada pagi hari ini?” tanya Bu Layla dengan irama khas.
“Alhamdulillah, luar biasa, semangat mengaji, siap munaqasyah, Allahu Akbar, yes yes jos,” jawab anak-anak dengan yel-yel yang telah disepakati.
“Ups, kita masih jilid 4, ya, Fal? Mana bisa kita munaqasyah, Hi-hi …,” celetuk Sultan sambil berusaha untuk berkomunikasi dengan Naufal di tengah-tengah kekhusyukan teman-teman memulai pembelajaran.
Ini hal yang baru untuk Sultan dan Naufal. Kali pertama mereka menyimak bacaan teman-temannya yang sudah sampai tahap Al-Qur’an dan Tajwid. Menyimak hafalan juz 30 yang sudah sampai At-Takwir. Menyimak hafalan juz 1-nya Nadia. Sultan dan Naufal cukup ternganga. Karena sebelumnya yang mereka alami adalah menyimak bacaan teman-teman dengan tingkat yang sama. Meski beda, hanya satu tingkat di atasnya.
Di luar dugaan. Kekhawatiran Bu Layla terpatahkan. Awalnya Bu Layla menduga bahwa kondisi ini akan membuat keduanya berkecil hati dan patah semangat. Namun, Allah Swt. menunjukkan kenyataan lain. Sultan secara lantang membaca jilid 4-nya dengan penuh ketelitian. Naufal dengan percaya diri membaca jilid 4-nya dengan pelan dan sabar. Meski demikian, Naufal mampu menyelesaikan satu hingga dua halaman setiap harinya.
Selama pasca-PAT, keduanya selalu memenuhi pesan Bu Layla untuk murajaah dan berlatih membaca buku jilidnya di rumah. Tandanya mereka sungguh-sungguh dan layak diberi kesempatan untuk terus berkembang lebih baik lagi. Tentu berlaku bagi semua siswa. Karena pada prinsipnya pendidikan adalah proses. Proses adalah pendidikan. Semoga Allah Swt. senantiasa meridai proses yang sedang kita jalani.
Masyaallah, semoga Allah Swt selalu mudahkan anak-anak dalam proses pembelajaran.
Semangat terus Naufal dan Sultan, semoga Kak Nadia dan yang lainnya bisa memotivasi kalian untuk terus belajar
masyaallah mas naufal dan mas sultan semoga dengan mengikuti kelompok mengaji kakak nadia bisa membangkitkan semangat untuk terus belajar mengaji
MasyaAllah, semangat Sultan dan Vano untuk mengaji sangat bagus dan antusias untuk bergabung dengan kelompok mengaji Kak Nadia. Semoga ini meningkatkan semangat lagi.