“Kalau Bu Eva ada salah, Bu Eva minta maaf, ya, Teman-Teman.”

“Sama-sama, Bu Eva. Kami juga minta maaf,” sahut tiga murid bersamaan.

“Bu Eva akhiri, wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.”

Bu Eva mengakhiri kelompok BAQ-nya sebelum bel berbunyi, karena sudah selesai lebih dulu.

Udah boleh main, belum, Bu?” tanya Tristan.

“Boleh, tapi nggak boleh lari-lari di kelas, ya.”

Setiap hari Senin, BAQ kelas 1 terjadwal pada jam kedua, setelah olahraga.

Shaqueena tampak ingin bermain di kelas. Ia berpura-pura menjadi guru. Tristan menjadi muridnya. Tetapi hasrat Tristan untuk berlari-larian sulit dibendung.

“Boleh di selasar, nggak, Bu?” tanya Tristan lagi.

“Boleh,” sahut Bu Eva.

“Di luar aja, yuk, Shaq, Bin,” bujuk Tristan.

“Yah. Ya udah, deh,” jawab Shaqueena. Bintang mengekor.

Bu Eva masih bisa mendengar suara mereka dari balik dinding.

Shaqueena, Tristan, dan Bintang menuju selasar. Mereka tak sabar ingin bermain.

“Aku di sini, ya. Kalian dari sana. Ayok, cepet Tristan sama Bintang ke sana,” atur Shaqueena.

Bintang dan Tristan diminta menuju depan ruang kelas 2 yang dijadikan start. Sedang Shaqueena di depan kelas 1, yang menjadi finis. Seolah selasar menjadi lintasan lari.

Kebetulan selasar masih sepi. Hanya ada satu orang yang sedang duduk di tempat duduk selasar depan kelas 2. Yaitu calon guru baru yang sedang menunggu giliran micro teaching.

“Sekarang Bintang dulu yang lari!” ujar Shaqueena.

“Bintang! Permisi, lo,” teriak Shaqueena.

“Iya,” Bintang persiapan.

“Permisi, ya, Bin,” ujarnya lagi.

“Iya, iya.”

Sampai 3 kali Shaqueena mengingatkan Bintang. Ia begitu khawatir Bintang melewati calon guru tersebut tanpa permisi.

Berikutnya giliran Tristan yang lari.

“Permisi, ya, Tris!” teriak Shaqueena kepada Tristan yang tengah bersiap lari.

“Permisi!” ucapnya sekali lagi.

Bintang dan Tristan juga menerima dan menurut ketika diingatkan. Sepertinya Shaqueena ingin teman-temannya bersikap sopan. Niat baiknya patut diacungi jempol. Mengingatkan pun tak hanya sekali. Bukan cerewet, melainkan tanda sayang. Katanya, teman yang baik itu yang mengajak kepada kebaikan juga.

Bagikan:
3 thoughts on “Bukan Cerewet”
  1. MasyaAllah, semangat Mbak Shaqueena untuk selalu mengingatkan ke teman teman lain

  2. masyaallah semoga sikap mba shaqueena yg selalu mengingatkan bisa di tiru oleh teman-teman yg lain. memang hal-hal baik harus terus di ulang-ulang agar terbiasa

  3. MasyaAllah, sangat terpuji sekali Mbak Saqueena mengingatkan Mas Bintang dan Mas Tristan untuk bersikap sopan.

Comments are closed.

Scan the code