Siang ini, udara terasa gerah. Matahari bersinar dengan teriknya. Tak seperti biasanya, kali ini hujan seakan enggan turun meskipun sebelumnya sudah mendung. Semilir angin dari luar jendela sedikit mengurangi kegerahan. Kertas bekas yang dilipat pun menjadi alternatif pengganti kipas.
Di dalam ruangan berukuran 35 meter persegi ini, perbincangan berlangsung semakin seru. Tampak dua orang—guru dan mantan guru—serius membahas mau dibawa ke mana sekolah mereka. Ya, saat ini sekolah mereka baru memiliki satu orang murid. Tahun depan, jika Allah mengizinkan, akan ada satu kelas yang menjadi amanah mereka. Dua orang tersebut adalah mantan guru dan Wakil Kepala Sekolah di SD Islam Hidayatullah. Saat ini keduanya bertugas sebagai guru dan Kepala Sekolah di SD Islam Hidayatullah 02 yang baru berdiri.
Sebagaimana pembahasan yang pernah berlangsung sebelum-sebelumnya, keduanya sepakat mengarusutamakan KI-1 dan KI-2, tanpa mengesampingkan KI-3 dan KI-4-nya. KI-1 merupakan kompetensi sikap spiritual, sedangkan KI-2 adalah kompetensi sikap sosial. Dengan kata lain, ibadah dan akhlak baik merupakan dua hal pokok yang wajib dibiasakan kepada murid.
Tidak mudah untuk mencapai apa yang diharapkan. Pun, butuh waktu yang tidak singkat.
“Kemarin saya berpapasan dengan murid yang pernah saya ajar empat tahun lalu di kelas 1. Dia menyapa saya duluan, mengucapkan salam, sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada,” ungkap sang Guru.
“Tidak hanya dia. Beberapa temannya juga begitu. Bahkan, anak yang empat tahun lalu membuat saya mengelus dada, juga bersikap sama. Terenyuh hati ini, Pak,” lanjut sang Guru.
“Itulah, berhasilnya sekolah tak bisa dinilai setahun dua tahun. Butuh waktu lebih. Apalagi SD, kebiasaan baik yang ditanamkan baru akan terlihat saat anak dewasa,” Bapak KS menguatkan.
Kejadian ini membukakan lagi ingatan saya atas perkataan Pak Harno, Waka Kesiswaaan SDIH. Kala itu, beliau bertutur yang intinya: masa SD adalah masa pembibitan, kita akan bisa menuai hasilnya saat anak-anak tumbuh dewasa.
Dengan mengalami sendiri seperti ini, saya semakin yakin bahwa hal paling penting untuk disemai pada anak adalah agama dan akhlak. Keduanya tak akan lekang oleh waktu. Tidak pula tergerus zaman jika tertanam dengan kuat.
أكملُ المؤمنين إيمانًا أحسنُهم خُلقًا
“Kaum Mu’minin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Tirmidzi no. 1162).
Semoga kami bisa mengemban amanah untuk menyemai benih insan khairu ummah. (A2)
Aamiin, semoga diberikan kemudahan oleh Allah Swt.
Aamiin ya Robbal Alamiin, semoga semua guru bisa mengikhtiarkan niat baik ini. Agar kelak mereka menjadi umat terbaik
Aammiin, semoga niat yang baik di ridho i Allah SWT
Aamiin.
Insyaallah niat baik akan selalu diberi jalan kemudahan oleh Allah Swt.
Bu Wiwik, Teman-Teman, dan kita semua, perlu terus-menerus meperbaharui dan meluruskan niat.
Bismillah.
Insyaallah, Pak…
aamiin ya robbal alamiin semoga allah meridhoi niat baik dan ikhtiar kita