Siang itu, ketika seluruh siswa sudah pulang, ada satu siswa yang belum dijemput oleh orang tuanya. Dia sebelumnya mengikuti tambahan mengaji sekitar 20 menit. Itaf, bagi saya, salah satu anak yang bersemangat dalam belajar, khususnya mengaji. Meskipun tidak ada jadwal tambahan mengaji, Itaf selalu menanyakan kepada saya kapan ada tambahan mengaji.

Sebelum ada tambahan mengaji, saya memastikan, sudah ada konfirmasi bahwa orang tua sudah memberikan izin. Hal ini sebagai dasar bahwa ada bentuk support dan kerja sama yang baik antara pihak sekolah dan orang tua.

Selang 15 menit, orang tua Itaf pun datang dengan kondisi agak terburu-buru. Untuk kali pertama, Itaf dijemput oleh papa mamanya.

“Mohon maaf, Bu. Kami terlambat menjemput itaf karena kami sedang di perjalanan dari Semarang bawah. Kami sudah menghubungi orang yang di rumah untuk jemput, tapi tidak bisa.”

Alhamdulillah, Itaf terlihat lebih lega setelah orang tuanya datang.

“Ma, … aku tadi sudah ngaji sama Ustazah Layla, tiga halaman. Lancar, Ma,” kata Itaf dengan semangatnya.

Mama pun tersenyum senang mendengar putranya bercerita dengan semangat.

“Terima kasih, Bu Layla sudah membimbing Itaf mengaji sehingga Itaf lebih sering pula mengaji di rumah. Begitu juga dengan salat lima waktunya, kami bersyukur sekali dan terima kasih kepada pihak Sekolah. Dengan adanya jurnal salat yang diberikan oleh Sekolah, Itaf jadi semangat untuk salat”, kata Mama Itaf dengan bahagia.

Saya nggregel dan senang pastinya. Baru empat pekan membersamai anak-anak di sekolah, sudah ada tanggapan orang tua yang seperti itu.

“Bu Layla, izin bertanya,” kata Mama Itaf.

 Sambil mendekat, saya pun menyahut, “Bagaimana, Ma? Ada yang dapat saya bantu?”

“Bu, karena tambahan mengaji ini di luar jam pelajaran sekolah, jika ada biaya tambahan, mohon diinfokan ke saya, ya”.

“Untuk tambahan mengaji, tidak ada biaya tambahan sama sekali. Ini salah satu program Sekolah dalam upaya mewujudkan lulusan yang mahir dalam membaca Al-Qur’an,” jelas saya kepada mama Itaf.

Makin banyak syukur dan terima kasih yang disampaikan mama Itaf kepada pihak Sekolah.

Kaget dan sedikit geli sebetulnya, mendengar apa yang disampaikan mama Itaf. Jadi teringat apa yang disampaikan Ustaz Muhibbin, pembina guru Al-Qur’an Kota Pekalongan.

Wa lā tasytarū biāyātī S|amanan qalīlan

Potongan surah Al-Baqarah ayat 41 tersebut selalu menjadi pengingat saya, bahwa tidak satu pun ayat Al-Qur’an dapat ditukar dengan harga yang rendah: harta dunia.

Sebenarnya, yang dimaksud Al-Qur’an tersebut mencakup seluruh ilmu yang ada di dunia. Karena Al-Qur’an bersifat tafsilī (terperinci). Termasuk pembentukan dan penguatan akhlak, pembiasaan salat, dan seluruh kebaikan yang diamalkan oleh seorang guru terhadap anak didiknya.

Itulah kewajiban seorang guru, seorang pendidik. Yang tidak henti-hentinya membimbing anak-anak hingga menjadi generasi yang kelak diakui oleh Rasulullah di yaumul-ākhir.

Bismillāh, lā haula wa lā quwwata illā billāhil- ‘aliyyil- ‘aim.

Bagikan:
246 thoughts on “Penyejuk Hati”

Comments are closed.

Scan the code