Merupakan rangkaian Ramadan Ceria, SD Islam Hidayatullah menghadirkan sosok inspiratif. Narasumber ini diharapkan bersedia untuk berbagi ilmu dan pengetahuan kepada Siswa-siswi SD Islam Hidayatullah 02.

Kamis, 28 Maret 2024, Bapak Kepala Sekolah menginstruksikan pukul 10.10 anak-anak kelas 2 diharapkan ke ruang kelas 1. Kegiatan dilaksanakan di ruang kelas 1. Pembagian tugas juga telah diatur oleh Bu Wiwik. Pengaturan untuk pelaksanaan kegiatan sudah disusun sedemikian rupa, termasuk penyambutan narasumber.

Pukul 10.30 kegiatan segera dimulai. Bapak ibu guru telah berada di ruang kelas 1. Anak-anak juga telah berkumpul di tempat yang sama. Di depan juga sudah siap seorang narasumber yang akan mengisi kegiatan pada hari ini, dengan didampingi Bu wiwik sebagai pemandu acara.

Acara diawali dengan tahfiz.

“Untuk berikutnya, Bu Wiwik minta tolong Mbak Nadia membacakan surah Al- ‘Alaq,” pinta Bu Wiwik.

Dengan tartil dan lantang Nadia melantunkan surah Al-’Alaq di depan. Teman-teman dan bapak ibu guru juga mengikutinya dengan tertib.

Narasumber yang dihadirkan kali ini sangat inspiratif. Beliau adalah penyandang disabilitas yang sangat kreatif dan produktif. Karya-karyanya telah banyak dimuat di berbagai media. Dalam berbagai ajang kompetisi, beliau berhasil meraih juara. Dari karyanya juga, pada bulan Oktober 2023, beliau mendapat kesempatan pergi ke Negeri Ginseng, ya, ke Korea Selatan. Beliau adalah Yeni Endah yang biasa dipanggil Kak Yeni.

Tiga puluh tujuh tahun yang lalu, bayi Yeni dilahirkan dalam kondisi sehat walafiat, tidak ada tanda-tanda apa pun yang menunjukkan akan mengalami kelumpuhan pada kakinya. SD pun demikian. Sampai pada tingkat SMP, Kak Yeni sakit dan makin hari makin menunjukkan adanya kelumpuhan pada kakinya. Ikhtiar sudah dilakukan ibunya. Namun, menurut dokter, ini penyakit langka. Bahkan dokter meminta izin kepada ibunya untuk melakukan penelitian atas penyakit Kak Yeni.

Dalam kondisi fisik yang terbatas, Kak Yeni telah mampu menunjukkan prestasinya. Kemampuannya dalam menulis dan kepiawaiannya di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah mampu mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Dengan Kursi roda elektrik yang dipakainya, hadiah dari Menteri Sosial, Kak Yeni lebih leluasa bergerak dan berkarya.

Dari Kak Yeni inilah, anak-anak mendapat motivasi dan tip cara menulis. Dalam kegiatan ini pula, anak-anak mendapat kesempatan menulis. Mereka mencoba menginterpretasikan, menafsirkan, dan berimajinasi tentang gambar yang disuguhkan di layar. Kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan.

Dari sebuah gambar yang ditampilkan, anak-anak mempunyai imajinasi yang bermacam-macam. Bu Wiwik, sebagai pemandu acara, memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk menyampaikan hasil imajinasinya.

Gibran yang pertama tunjuk tangan.

“Silakan, Mas Gibran,” kata Bu Wiwik mempersilakan.

“Ikan-ikan bersenang-senang,” kata Gibran.

“Baik. Silakan Mas Fillio,” lanjut Bu Wiwik.

“Suasana ikan di laut,” kata Fillio.

Dalam sesi berikutnya, anak-anak mengamati sebuah gambar yang lain. Anak-anak disilakan untuk menafsirkan atau berimajinasi, kemudian menuliskannya di selembar kertas yang sudah disiapkan.

Anak-anak antusias melaksanakan apa yang telah diinstruksikan oleh Bu Wiwik. Meski tanpa meja, mereka semangat menulis. Mereka berusaha menulis sebaik-baiknya apa yang dipahaminya dari sebuah gambar yang telah diamatinya.

Kalau Kak Yeni sering menjadi juara dalam berbagai kompetisi, hari itu anak-anak telah menjadi pemenang atas dirinya sendiri. Mereka berhasil memenangkan semangat belajarnya, semangat untuk menulis, dan mengalahkan rasa lapar serta malasnya.

Dalam sesi ini telah terpilih 3 tulisan terbaik dari kelas 1 dan 3 tulisan terbaik dari kelas 2. Mereka berenam telah menjadi juaranya pemenang.

Bagikan:

By Suparmi

One thought on “Sang Juara dan Sang Pemenang”

Leave a Reply

Scan the code